Kolaborasi Rumah BUMN dan E-Katalog LKPP: Angin Segar UMKM Bertumbuh di Kancah Nasional

Kolaborasi Rumah BUMN dan E-Katalog LKPP: Angin Segar UMKM Bertumbuh di Kancah Nasional

Ekonomi | joglosemar.inews.id | Selasa, 30 April 2024 - 09:10
share

SEMARANG, iNewsJoglosemar.id - Rumah BUMN Semarang milik Bank Rakyat Indonesia (BRI) terus mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) binaan untuk naik kelas. Di antaranya dengan memperluas akses melalui E-Katalog, sebuah program dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

Dengan E-Katalog, produk UMKM akan terpampang dan bisa dilihat oleh seluruh instansi pemerintah, dari daerah hingga pusat, termasuk kementerian dan lembaga. Melalui aplikasi itu, akan membuka peluang pasar UMKM menjadi lebih luas.

Selain itu, E-Katalog juga akan memangkas waktu proses lelang yang sebelumnya membutuhkan waktu 40 hingga 45 hari, kini dapat lebih efisien dan transparan. Konsep dan tampilan E-Katalog mirip dengan marketplace yang banyak dikenal masyarakat.

"Regulasi yang sering kita fokuskan adalah perintah presiden supaya pemerintah ini memberikan prioritas pertama pada pelaku usaha dalam negeri, kedua pada UMKM, dan ketiga yaitu transparan, efisien, dan cepat," kata Kepala LKPP, Hendrar Prihadi, saat Talkshow Produk Indonesia Melesat Ekonomi Bangsa Semakin Hebat di Kantor Bupati Semarang, Jalan Diponegoro, Ungaran, Jumat (26/4/2024).

Untuk mendaftar dalam e-katalog, langkahnya pun cukup mudah. UMKM hanya perlu memiliki akun LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik) dari pemerintah daerah, kemudian login ke web LKPP, dan mengisi beberapa informasi penting seperti izin usaha dan foto produk. Setelah itu, produk UMKM akan terpampang dan dapat diakses oleh seluruh instansi pemerintah.

"Setahun kami di LKPP yang tadinya hanya 1,5 juta produk sudah kita tingkatkan menjadi 7,5 juta produk pada 2023. Beraneka produk ada di situ dengan total transaksi tahun 2023 mencapai Rp196,7 triliun. Jadi ini kita dorong terus terutama pelaku UMKM," lanjutnya.

E-katalog, menjadi angin segar bagi UMKM untuk terus berkembang dan naik kelas. Dukungan dari pemerintah, seperti yang ditunjukkan oleh Rumah BUMN Semarang, menjadi kunci penting dalam mewujudkan hal tersebut.

"Kali ini ada lebih dari 20 UMKM binaan kita yang ikut dalam sosialisasi ini. Mereka bergerak di berbagai macam UMKM seperti kuliner, fesyen, hingga kraft," ujar Koordinator Rumah BUMN Semarang, Endang Sulistiawati.

Dia menjelaskan, terdapat sekira 7.000 UMKM binaan Rumah BUMN Semarang. Seluruh UMKM itu memiliki peluang yang sama untuk bisa memasarkan produk-produk lokal ke pemerintah pusat maupun daerah.

"Tentu kita akan membantu UMKM-UMKM itu untuk berkomunikasi dengan LPSE hingga membuat akun dan produknya bisa tampil di E-Katalog, lugasnya.

Kolaborasi antara Rumah BUMN Semarang dan E-Katalog LKPP itu disambut hangat oleh para pelaku UMKM, termasuk Ika Yuanita, pengusaha tahu bakso "Kingkaf" asal Semarang. Kolaborasi itu diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang mendukung bagi perkembangan UMKM Indonesia.

Kita sangat berharap dari LKPP itu bisa mem-backup, supaya produk-produk lokal yang kuliner atau lainnya, diadakan even yang diserentakkan gitu. Jadi setidaknya kita juga dipermudah dari segi akses. Karena selama ini kan kita hanya akses ke dinas-dinas lokal, maupun pemkab," ujar Ika.

Ika juga menekankan pentingnya dukungan dari LKPP dalam memperkuat produk-produk lokal, terutama dalam menghadapi persaingan pasar yang semakin ketat. Dengan dukungan yang tepat, UMKM di Semarang dan seluruh Indonesia dapat terus tumbuh dan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Indonesia.

Topik Menarik