Pasukan Israel Bombardir Rafah Bagian Timur Setelah Perintahkan Warga Pergi

Pasukan Israel Bombardir Rafah Bagian Timur Setelah Perintahkan Warga Pergi

Terkini | inews | Senin, 6 Mei 2024 - 18:40
share

GAZA, iNews.id - Israel melancarkan serangan udara di pinggiran Rafah, Jalur Gaza, Senin (6/5/2024). Sejauh ini belum ada laporan mengenai korban tewas maupun luka.

Stasiun televisi afiliasi Hamas Al Aqsa melaporkan, serangan tersebut dilakukan beberapa saat setelah Israel memberi tahu warga setempat untuk segera mengungsi.

Israel menebar selebaran dari udara, mengirim SMS, serta menelepon warga yang mengungsi di Rafah bagian timur untuk segera meninggalkan tempat mereka.

Sebelum itu pasukan Pertahanan Israel (IDF) merilis pernyataan di media sosial X, tentaranya akan terus memburu para pejuang Hamas di lokasi mana pun di Gaza.

“IDF akan terus memburu Hamas di mana pun di Gaza sampai semua sandera yang mereka tahan kembali ke rumah,” bunyi pernyataan.

Pernyataan itu tak menyebutkan bahwa militer Israel akan melakukan operasi darat ke Gaza. Namun spekulasi yang kuat serangan darat segera terjadi, apalagi belum ada kemajuan dalam proses negosiasi.

Sementara itu soal pemindahan pengungsi di Rafah, IDF menyatakan sedang menambah zona pegungsi di Al Mawasi guna mengakomodasi peningkatan jumlah bantuan yang mengalir ke Gaza. 

"Zona kemanusiaan yang diperluas ini mencakup rumah sakit lapangan, tenda, dan peningkatan jumlah makanan, air, obat-obatan, serta pasokan tambahan," demikian isi pernyataan.

Pernyataan ini disampaikan di tengah kebuntuan negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Surat kabar The New York Times (NYT) melaporkan, seorang sumber pejabat Israel dan pemimpin senior Hamas Mousa Abu Marzouk menyalahkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang mementahkan kembali kesepakatan padahal sudah akan disepakati.

Sumber pejabat Israel itu mengatakan kepada NYT kedua pihak sudah sangat dekat untuk mencapai kesepakatan beberapa hari lalu. Namun pernyataan Netanyahu mengenai rencana untuk menggelar operasi darat ke Rafah membuat Hamas untuk mundur.

Hal senada disampaikan Abu Marzouk.

"Kami hampir saja (mencapai kesepakatan), tapi pemikiran Netanyahu yang sempit membatalkan kesepakatan," katanya.

Topik Menarik