Astra International Cetak Laba Bersih Rp7,46 Triliun di Kuartal I 2024

Astra International Cetak Laba Bersih Rp7,46 Triliun di Kuartal I 2024

Ekonomi | inews | Senin, 29 April 2024 - 19:48
share

JAKARTA, iNews.id - PT Astra International Tbk (ASII) mencetak laba bersih sebesar Rp7,46 triliun hingga kuartal I 2024. Raihan ini turun 14,39 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp8,71 triliun.

Adapun, laba bersih perseroan tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina tercatat sebesar Rp8,1 triliun, 5 persen lebih rendah dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2023. 

Sementara itu, pendapatan perseroan juga menyusut 2,13 persen menjadi Rp81,20 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp82,98 triliun. Penurunan kinerja perseroan sepanjang kuartal pertama tahun 2024 ini disebabkan oleh penurunan kinerja bisnis alat berat, pertambangan dan otomotif Astra Grup.

“Kinerja grup pada kuartal pertama tahun 2024 menurun, terutama merefleksikan kondisi ekonomi yang melemah dan penurunan harga batu bara dari tingkat harga yang tinggi sebelumnya,” ucap Presiden Direktur ASII, Djony Bunarto Tjondro dalam keterangannya, Senin (29/4/2024).

Sebagai informasi, laba bersih dari segmen bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi perseroan tercatat turun 15 persen menjadi Rp2,8 triliun. Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan kontribusi dari bisnis pertambangan dan mesin konstruksi. 

Secara rinci, PT United Tractors Tbk (UNTR) yang 59,5 persen sahamnya dimiliki oleh ASII mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 15 persen menjadi Rp4,5 triliun. Juga, perusahaan kontraktor umum yang 87,7 persen sahamnya dimiliki UT yaitu PT Acset Indonusa Tbk (ACST) melaporkan rugi bersih sebesar Rp42 miliar. 

Sedangkan, laba bersih pada divisi otomotif turun 9 persen, yang merefleksikan penurunan volume penjualan. Penjualan mobil Astra sepanjang kuartal pertama tahun ini turun 20 persen menjadi 120.000 unit, sementara penjualan sepeda motor Astra turun 8 persen menjadi 1,32 juta unit.

Djony menyampaikan, terlepas dari tantangan-tantangan tersebut, perseroan tetap optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

“Didukung oleh neraca keuangan yang kuat, grup dengan diversifikasi portofolio bisnisnya berada dalam posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang-peluang pertumbuhan jangka panjang,” kata Djony. 

Topik Menarik