Iran Serang Israel, Menteri ESDM Jamin Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Iran Serang Israel, Menteri ESDM Jamin Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Ekonomi | inews | Selasa, 16 April 2024 - 15:44
share

JAKARTA, iNews.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia tidak akan naik hingga Juni 2024, meski minyak mentah sedang bergejolak imbas memanasnya konflik antara Iran dan Israel.

Arifin juga menjamin stok BBM sampai saat ini juga masih dalam kondisi aman. Dia juga berharap agar tidak ada eskalasi konflik Iran dan Israel.

"Sekarang kita tahan, sementara stok aman. Tapi kita lihat perkembangannya ke depan, ya mudah-mudahan tidak ada eskalasi konflik Iran-Israel," ujar Arifin saat ditemui usai Rapat Terbatas (ratas) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (16/4/2024).

Arifin pun membeberkan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai dampak memanasnya konflik geopolitik ini.

"Kita harus antisipasi ini melihat skenario yang mungkin terjadi, mengambil alternatif untuk bisa meredam," tuturnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Tutuka Ariadji juga telah menjamin harga BBM tidak akan berubah hingga Juni 2024.

"Ya, harga BBM masih seperti itu (tidak berubah sampai Juni), jelasnya dalam sebuah webinar bertemakan "Ngobrol Seru Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI" yang disaksikan secara virtual, Senin (15/4/2024).

Dia juga mengungkapkan bahwa sejatinya masih banyak pihak yang menginginkan apabila harga minyak tidak terlalu tinggi.

"Kalau kita amati selama 100 tahun harga minyak itu sebetulnya lebih cenderung rendah, kalau spike karena ada seperti ini gangguan geopolitik, spike ini kemudian turun, kakinya spike itu empat sampai lima tahun nanti datar lagi, dunia kecenderungan selama 100 tahun itu lebih stabil," ucap Tutuka.

Tutuka juga menambahkan, pemerintah saat ini juga masih menunggu respons Israel terhadap serangan Iran. Menurutnya, kecenderungan dunia yang tidak menginginkan harga minyak yang terlalu tinggi itu juga menjadi faktor yang sangat kuat untuk pertimbangan lebih jauh tentang eskalasi.

"Jadi kita perlu hati-hati bahwa ini hal short term dulu, kecuali ada yang luar biasa nanti kita lihat dulu, kita selalu amati perubahannya," kata Tutuka.