BI Diproyeksi Tahan Suku Bunga di 6 Persen Hari Ini

BI Diproyeksi Tahan Suku Bunga di 6 Persen Hari Ini

Ekonomi | inews | Rabu, 24 April 2024 - 10:33
share

JAKARTA, iNews.id - Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky memproyeksi Bank Indonesia (BI) mempertahankan BI Rate pada level 6,00 persen di bulan ini. Saran ini diberikan atas dasar beberapa bahan pertimbangan.

Pertimbangan pertama, inflasi umum meningkat menjadi 3,05 persen (yoy) pada bulan Maret 2024. Selama enam bulan terakhir, kenaikan harga pangan merupakan penyumbang utama inflasi tahunan, dipengaruhi oleh tertundanya musim panen yang bergeser ke akhir Maret 2024 hingga April 2024.

"Dalam sebulan terakhir, kenaikan harga pangan semakin diperburuk oleh meningkatnya permintaan pangan komoditas selama bulan Ramadhan," ucap Riefky dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (24/4/2024).

Secara eksternal, pemerintah Indonesia harus mengantisipasi potensi kenaikan harga minyak akibat meningkatnya konflik antara Iran dan Israel, yang mungkin berdampak pada harga komoditas lainnya. Selain itu, pelemahan rupiah kemungkinan akan memberikan tekanan kenaikan harga melalui inflasi impor.

Pertimbangan lainnya adalah rupiah yang saat ini sedang menghadapi tekanan mata uang yang sangat besar dan lonjakan arus keluar modal dalam dua minggu terakhir, yang dipicu oleh ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan sentimen high-for-longer dari The Fed.

Namun, kata Riefky, menaikkan suku bunga kebijakan mungkin akan merugikan sektor riil dan BI masih memiliki beberapa opsi kebijakan lain yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut didukung oleh jumlah cadangan devisa yang besar.

"Oleh karena itu, kami berpandangan bahwa BI perlu mempertahankan suku bunga kebijakannya pada 6,00 persen untuk saat ini," tutur Riefky.

Walaupun terdapat ruang untuk kenaikan suku bunga acuan, keputusan menaikkan BI Rate dinilai bukanlah langkah ideal yang perlu diambil saat ini.

Dalam beberapa hari terakhir, rupiah mulai stabil di level kenormalan baru yaitu sekitar Rp16.200 per dolar AS seiring dengan sentiment high-for-longer yang sudah mulai termaterialisasi dan belum adanya eskalasi lebih lanjut dari konflik di Timur Tengah.

BI juga dinilai Riefky memiliki beberapa alternatif kebijakan yang dapat dioptimalisasi dengan dukungan cadangan devisa yang memadai.

Di sisi lain, menaikkan suku bunga akan meningkatkan biaya pinjaman dan berdampak negatif terhadap sektor riil. Sehingga, peningkatan BI Rate dapat dipertimbangkan sebagai opsi terakhir menimbang potensi risiko domestik yang akan muncul.

"Menimbang berbagai hal tersebut, kami berpandangan BI perlu menahan suku bunga acuannya di 6,00 persen saat ini," ucap.

Topik Menarik