Erick Thohir Wanti-wanti Adanya Perang Tarif: Dunia Makin Tajam dan Kejam

Erick Thohir Wanti-wanti Adanya Perang Tarif: Dunia Makin Tajam dan Kejam

Ekonomi | inews | Senin, 6 Mei 2024 - 07:39
share

JAKARTA, iNews.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mewanti-wanti adanya perang harga antara negara-negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Diperkirakan China, Eropa, dan Amerika Serikat (AS) akan memperketat persaingan mereka agar bisa memenangkan pasar dunia.

Akibatnya, kata Erick, persaingan antarnegara adidaya semakan menajam dan kejam. Bahkan, perang dingin itu memberi efek buruk bagi perdagangan internasional, tak terkecuali Indonesia.

Menurutnya, perdagangan internasional Indonesia yang tadinya surplus, bisa menjadi tertekan. Sebab, komoditas yang diekspor dari Tanah Air ke berbagai negara bakal ditarifkan, sehingga membuat harga produk jauh lebih mahal. 

“Kita melihat akan ada perang tarif, antara Eropa, China, Amerika, bukan tidak mungkin nanti kita ditarifkan barang kita, maka tadi trade yang selama ini kita surplus bisa tertekan,” ujar Erick, ditulis Senin (6/5/2024).

“Di sini lah hal-hal tak mudah, ekonomi menjadi sebuah kepastian dan persaingan dunia makin tajam dan kejam,” tutur dia. 

Erick menekankan, ekonomi adalah sebuah kondisi yang kepastian dan terus menantang ke depannya. Sehingga, antisipasi dampak buruk dari gejolak ekonomi global, Indonesia perlu mengambil langkah-langkah strategis. 

“Bagaimana kita bisa lebih baik lagi, kenapa? Karena kalau lihat global kita ini globalisasi makin serem, kita lihat bagaimana tahun depan ekonomi ini cukup menantang,” ucap Erick.

Wanti-wanti Adanya Perang Tarif: Dunia Makin Tajam dan Kejam

JAKARTA, iNews.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mewanti-wanti adanya perang harga antara negara-negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Diperkirakan China, Eropa, dan Amerika Serikat (AS) akan memperketat persaingan mereka agar bisa memenangkan pasar dunia.

Akibatnya, kata Erick, persaingan antarnegara adidaya semakan menajam dan kejam. Bahkan, perang dingin itu memberi efek buruk bagi perdagangan internasional, tak terkecuali Indonesia.

Menurutnya, perdagangan internasional Indonesia yang tadinya surplus, bisa menjadi tertekan. Sebab, komoditas yang diekspor dari Tanah Air ke berbagai negara bakal ditarifkan, sehingga membuat harga produk jauh lebih mahal. 

“Kita melihat akan ada perang tarif, antara Eropa, China, Amerika, bukan tidak mungkin nanti kita ditarifkan barang kita, maka tadi trade yang selama ini kita surplus bisa tertekan,” ujar Erick, ditulis Senin (6/5/2024).

“Di sini lah hal-hal tak mudah, ekonomi menjadi sebuah kepastian dan persaingan dunia makin tajam dan kejam,” tutur dia. 

Erick menekankan, ekonomi adalah sebuah kondisi yang kepastian dan terus menantang ke depannya. Sehingga, antisipasi dampak buruk dari gejolak ekonomi global, Indonesia perlu mengambil langkah-langkah strategis. 

“Bagaimana kita bisa lebih baik lagi, kenapa? Karena kalau lihat global kita ini globalisasi makin serem, kita lihat bagaimana tahun depan ekonomi ini cukup menantang,” ucap Erick.

Topik Menarik