Kesaksian Warga Lokal Melihat Gunung Ruang Meletus: Erupsi Kedua Lebih Besar dari Sebelumnya

Kesaksian Warga Lokal Melihat Gunung Ruang Meletus: Erupsi Kedua Lebih Besar dari Sebelumnya

Terkini | inews | Kamis, 18 April 2024 - 12:45
share

JAKARTA, iNews.id - Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara mengeluarkan letusan abu vulkanik. Peristiwa ini membuat warga yang tinggal di sekitar kaki gunung harus dievakuasi.

Peningkatan aktivitas vulkanik itu membuat status Gunung Ruang berubah menjadi Awas. Kabar kurang sedap ini tentu saja mengejutkan masyarakat Indonesia.

Apalagi gunung itu sudah 22 tahun tak menunjukkan aktivitas vulkanik meskipun tergolong masih aktif. Seorang warga lokal Tagulandang bernama Fritsa Christy menjadi saksi mata meletusnya Gunung Ruang.

Perempuan 22 tahun itu sempat mengambil potret sebelum Gunung Ruang mengeluarkan letusan. Terlihat tumbuh-tumbuhan hijau mengelilingi gunung tersebut.

Berdiri tegak di tengah hamparan birunya air laut, Gunung Ruang terlihat amat cantik dan asri sebelum mengeluarkan muntahan abu vulkanik yang ada di dalamnya.

Fritsa Christy telah menjadi saksi letusan Gunung Ruang sejak dirinya lahir pada 2002. Kala itu gunung tersebut sempat mengeluarkan letusan hebat. Kemudian dia pun kembali menjadi saksi atas meletusnya Gunung Ruang yang baru-baru ini terjadi.

Gambar pertama, aku foto dari belakang rumah waktu Gunung Ruang masih baik. Meletus pertama aku lahir, dan meletus lagi pas aku mau 22 tahun, kata Fritsa Christy, dikutip dari akun X miliknya @fritsachristy, Kamis (18/4/2024).

Dia menjelaskan di kawasan sekitar gunung terdapat warga lokal yang tinggal. Namun pada 16 April 2024, ketika dinyatakan erupsi pertama, para penduduk tersebut langsung dievakuasi ke Pulau Tagulandang.

Ada penduduk, tapi tanggal 16 April pas erupsi pertama sudah dievakuasi ke Pulau Tagulandang. Dan kemarin erupsi kedua yang besarnya, tuturnya.

Erupsi kedua pada 17 April kemarin terjadi lebih besar dibandingkan sebelumnya. Bahkan menurut pengakuan Frista, erupsi kedua Gunung Ruang sampai memuat hujan batu dalam ukuran yang cukup besar.

Erupsi keduanya kemarin tanggal 17 April, lebih besar. Gambar 2-4 itu yang erupsi kedua. Sampai hujan batu (lumayan besar ukurannya jadi bukan kerikil), kata Frista.

Hingga saat ini, dirinya dan keluarga masih mengungsi lantaran bagian rumahnya banyak yang bocor akibat hantaman hujan batu. Apalagi Frista dan keluarga tinggal di sekitar pesisir pantai yang membuat keluarganya pun waspada terhadap air laut yang ikut terkena dampak dari letusan tersebut.

Iya kak, sekarang masih mengungsi karena rumah banyak yang bocor akibat hujan batu semalam. Masih waspada air laut juga, ujarnya.

Topik Menarik