Awas, Israel Ingin Alihkan Perhatian Dunia dari Gaza ke Iran!

Awas, Israel Ingin Alihkan Perhatian Dunia dari Gaza ke Iran!

Terkini | inews | Selasa, 16 April 2024 - 19:34
share

AMMAN, iNews.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) Yordania Ayman Safadi memperingatkan dunia internasional tidak terkecoh dengan permainan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dia menilai Netanyahu ingin mengalihkan perhatian dunia dari Jalur Gaza ke konflik dengan Iran.

Dalam konferensi pers dengan menlu Jerman di Berlin, Selasa (16/4/2024), Safadi mengatakan Iran menyerang Israel sebagai pembalasan atas gempuran terhadap kantor konsulatnya di Damaskus, Suriah, pada 1 April lalu.

Setelah serangan itu, Iran menegaskan misi balas dendamnya telah usai dan tak berniat untuk menyerang kembali. Iran juga menegaskan tidak ingin meningkatkan ketegangan lebih jauh. 

Namun Israel tampaknya ingin sebaliknya, meningkatkan ketegangan di kawasan dengan merencanakan serangan pembalasan.

"Kami menentang peningkatan ketegangan. Netanyahu ingin mengalihkan perhatian dari Gaza dan fokus pada konfrontasinya dengan Iran," kata Safadi, dikutip dari Reuters.

Negara-negara sekutu Israel, termasuk Amerika Serikat, memperingatkan Israel agar tak membalas serangan tersebut karena konsukuensi besar yang ditimbulkan.

Tekanan AS terhadap Israel terbukti manjur. Beberapa jam setelah serangan Iran, Presiden AS Joe Biden menelepon Netanyahu, memperingatkan Israel agar tak membalas serangan. Israel yang sudah siap merespons membatalkan serangan balasan.

Banyak pengamat memandang, serangan Iran ke Israel sebatas unjuk kekuatan atau memberi kejutan karena sangat terprediksi. Selain memberi tahu negara-negara tetangga serta AS sejak beberapa hari sebelum serangan, Iran juga tak menggunakan banyak senjata mematikan.

Terlebih lagi Iran seperti sudah memberi tahu Israel beberapa jam sebelumnya pada Sabtu malam dengan meluncurkan drone-drone terlebih dulu yang memiliki waktu tempuh lama. Sebagian besar drone dan rudal jelajah Iran dirontokkan, termasuk oleh Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Yordania, sebelum memasuki wilayah Iran.  

Topik Menarik