Modernisasi Pabrik, Garuda Yamato Steel  Targetkan Produksi Baja Nasional hingga 1 Juta Ton

Modernisasi Pabrik, Garuda Yamato Steel Targetkan Produksi Baja Nasional hingga 1 Juta Ton

Terkini | idxchannel | Rabu, 10 Desember 2025 - 21:44
share

IDXChannel - PT Garuda Yamato Steel (GYS) menjalin kemitraan strategis dengan SMS Group untuk memodernisasi fasilitas pengolahan dan produksi baja menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan. Melalui kerja sama ini, GYS memproyeksikan bisa meningkatkan kapasitas produksi bajanya naik menjadi 1 juta ton per tahun.

President Direktur PT Garuda Yamato Steel Tony Taniwan mengatakan kerja sama ini salah satu kunci utama dalam penguatan industri baja nasional, terutama di tengah meningkatnya kebutuhan baja dalam negeri.

“Dengan modernisasi pabrik ini maka peningkatan kapasitas beam plant meningkat dari semula 400.000MT/tahun, menjadi 540.000MT/tahun. Sehingga total kapasitas produksi terpasang mulai dari hulu hingga hilir dapat mencapai 1 juta ton per tahun,” kata Tony dalam keterangannya, Rabu (10/12/2024).

Ia menjelaskan proyek investasi ini akan dilakukan secara bertahap dan melibatkan sejumlah mitra lokal dan internasional dengan target fasilitas baru tersebut sudah bisa beroperasi penuh pada akhir 2027.

“Langkah strategis ini mencerminkan visi GYS untuk menjadi pioneer dalam memajukan industri baja Indonesia, sekaligus menegaskan komitmen perusahaan dalam meningkatkan kapasitas produksi nasional,” ujar Tony.

Tony menambahkan, kerja sama ini untuk mencapai proses produksi yang lebih efisien dan ramah lingkungan, sejalan dengan kebutuhan pasar dalam negeri yang terus berkembang terutama dari proyek-proyek infrastruktur pemerintah dan swasta.

“Dengan dukungan teknologi dari SMS Group, kami memperluas portofolio produk serta variasi ukuran dan spesifikasi yang sebelumnya belum tersedia di pasar domestik dengan kualitas tinggi dan daya saing yang lebih baik. Upaya ini memperkuat pemenuhan kebutuhan industri baja dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor,” tambahnya.

Keberadaan varian baru ini juga penting untuk mendukung proyek-proyek fabrikasi yang lebih kompleks dan kompetitif. Selain itu, kerja sama ini juga akan mendorong produksi baja ramah lingkungan (low carbon emission steel) yang mengadopsi teknologi modern yang mendukung dekarbonisasi sektor industri baja Indonesia dan bergerak menuju produksi yang lebih ramah lingkungan.

Direktur Industri Logam Kementerian Perindustrian, Dodiet Prasetyo, menegaskan inisiatif Garuda Yamato Steel sejalan dengan agenda strategis pemerintah. Menurutnya, Indonesia membutuhkan industri baja yang modern, adaptif, dan berdaya saing tinggi.

"Langkah Garuda Yamato Steel menggandeng SMS Group merupakan contoh nyata bagaimana pelaku industri nasional menyelaraskan diri dengan agenda dekarbonisasi, percepatan pembangunan infrastruktur, serta peningkatan substitusi impor. Hal ini memberikan dampak langsung bagi pembangunan ekonomi nasional," ujar Dodiet.

Penandatanganan kerja sama dengan SMS Group juga menjadi momentum strategis bagi Garuda Yamato Steel untuk menegaskan bahwa inovasi telah menjadi keharusan untuk menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan lingkungan.

“Momen ini sekaligus memberikan informasi kepada publik mengenai arah ekspansi investasi Garuda Yamato Steel, termasuk peluang kemitraan dan kolaborasi lebih luas di masa mendatang,” ujar  Tony.

Penandatanganan kerjasama GYS dengan SMS Group dilakukan untuk BP-1 Revamp Project” berlangsung di kantor pusat Garuda Yamato Steel, Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat, dan dihadiri perwakilan pemerintah, distributor, kontraktor, fabrikator struktur, Selasa, (9/11/2025).

Dengan dimulainya implementasi proyek Revamp BP-1, Garuda Yamato Steel menargetkan peningkatan kapasitas produksi untuk menjaga stabilitas suplai, sekaligus memastikan Indonesia memiliki fondasi industri baja yang lebih kuat untuk menopang pembangunan nasional.

Tony menjelaskan GYS mengandalkan teknologi Electric Arc Furnace (EAF) yang lebih ramah lingkungan, memungkinkan pemanfaatan bahan baku daur ulang, meningkatkan efisiensi energi, serta menurunkan emisi. Pendekatan ini membuat proses produksi lebih berkelanjutan dan mendukung upaya pengembangan baja rendah karbon di Indonesia.

Kekuatan GYS juga terletak pada penerapan teknologi produksi modern berpadu standar Jepang, otomasi yang presisi, serta kontrol kualitas yang ketat. Seluruh proses dikembangkan untuk memenuhi standar internasional seperti JIS dari Jepang, ASTM dari Amerika Serikat, dan SNI Indonesia, sehingga setiap produk yang dihasilkan memiliki kualitas dan konsistensi yang terjaga.

Keunggulan tersebut tercermin pada produk-produk GYS yang dirancang untuk menjawab kebutuhan struktural di wilayah rawan gempa. GYS menjadi pelopor produksi baja tahan gempa di Indonesia, sebuah material dengan daktilitas tinggi dan kemampuan menyerap energi gempa, sehingga mampu memberikan keamanan lebih baik bagi bangunan dan infrastruktur vital.

Inovasi ini terwujud dalam produk GYS Tahan Gempa Plus, varian yang lebih kuat dan efisien, yang memungkinkan pengurangan penggunaan material hingga 20 persen serta mempermudah proses fabrikasi dan pemasangan tanpa mengurangi kekuatan struktur.

Dengan kapasitas produksi besar dan ragam produk yang lengkap, mulai dari H Beam, IWF/Wide Flange, Angle, Channel, dan berbagai baja struktural lainnya, GYS siap memenuhi kebutuhan konstruksi bangunan bertingkat, infrastruktur, maupun proyek industri skala besar. Seluruh keunggulan ini menjadikan Garuda Yamato Steel sebagai salah satu pemain kunci dalam mendukung kemandirian dan kemajuan industri baja nasional.

Tony menegaskan komitmennya untuk memastikan proyek Revamp BP-1 berjalan sesuai rencana sehingga mampu meningkatkan kapasitas produksi serta kualitas baja GYS secara signifikan. Perusahaan menilai transformasi ini bukan sekedar ekspansi kapasitas, tetapi langkah strategis menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi industri baja nasional dan memberikan dukungan yang lebih kuat bagi industri lokal.

“Dengan pasokan baja yang lebih andal, konsisten, dan bermutu, GYS ingin membantu mitra industri serta para fabrikator struktur di seluruh Indonesia agar dapat terus berkembang, sekaligus mendorong pertumbuhan sektor konstruksi dan manufaktur nasional. Fokus kami bukan sekedar mengejar persentase pangsa pasar, tetapi pada value creation yang lebih besar bagi pelanggan, industri, dan lingkungan” ungkapnya

Topik Menarik