Pelni: 83 Persen Pelabuhan di Indonesia Tanpa Pengamanan, Banyak Penumpang Tanpa Tiket
IDXChannel - Direktur Usaha Angkutan Penumpang PT Pelni (Persero) Nuraini Dessy mengungkapkan hanya 17 persen pelabuhan di Indonesia yang memiliki fasilitas pengamanan untuk menyaring penumpang sebelum masuk kapal.
Sementara itu, sekitar 83 persen pelabuhan yang dikelola BUP (Badan Usaha Pelaksana) bersifat terbuka. Sehingga banyak calon penumpang tanpa tiket masuk ke kapal.
"Kita itu pelabuhan belum tertutup semuanya. Rata-rata bisa dibilang steril yang dikelola BUP itu baru 17 persen, namun yang lain masih terbuka," ujar Dessy dalam acara media briefing di Jakarta, Rabu (10/12/2025).
Meski bgeitu, Dessy menjelaskan beberapa upaya yang telah disiapkan untuk mengantisipasi penumpang tanpa tiket masuk ke atas kapal. Mengingat terjadi lonjakan selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) dibandingkan dengan periode normal.
"Memang apa yang kami lakukan untuk menjaga pengetatan di pintu masuk pelabuhan, baik kerja sama pengamanan dengan yang disediakan oleh BUP, maupun pengamanan dari kami sendiri. Kami kerjasamakan juga dengan pihak eksternal, seperti TNI AL," lanjutnya.
Pelni juga bakal melakukan menyaring penumpang lebih ketat khususnya pada musim Nataru. Seperti melakukan double checking terhadap penumpang, seperti di pelabuhan sebelum penumpang naik, maupun di atas kapal.
"Ketika melakukan check in dan ke atas kapal juga tetap kita lakukan pengecekan tiket dan identitas. Sehingga lolosnya penumpang tidak bertiket kita minimalisir," lanjutnya.
Pelni memproyeksikan total pergerakan penumpang mencapai 555.962 orang sepanjang periode Nataru, atau meningkat sekitar 0,81 persen dibandingkan realisasi tahun sebelumnya.
Direktur Utama PT Pelni, Tri Andayani menjelaskan, puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada 25 Desember 2025, sementara puncak arus balik diproyeksikan jatuh pada 5 Januari 2026, dengan estimasi pergerakan harian bisa menembus 26.000 lebih penumpang.
Anda, sapaan akrabnya, juga menyoroti sejumlah pelabuhan yang diprediksi menjadi titik keberangkatan tersibuk. Makassar menjadi pelabuhan dengan pergerakan penumpang tertinggi, mencapai lebih dari 41.000 orang, disusul Ambon, Batam, Sorong, dan Jayapura.
"Jumlah seat tersedia dari 55 kapal yang beroperasi selama Nataru sebanyak 56 ribu seat. Tiket yang kami siapkan untuk masyarakat 639 ribu tiket, jumlah ini 16 persen lebih besar dari realisasi Nataru tahun lalu," kata dia.
(Febrina Ratna Iskana)










