RATU Targetkan Akuisisi 7 Blok Migas dalam 3 Tahun, Ini Proyeksi Analis
IDXChannel - PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) tengah menyiapkan ekspansi jangka panjang melalui strategi akuisisi bertahap (multi-horizon acquisition strategy).
Samuel Sekuritas menilai, strategi ini menempatkan RATU sebagai calon pemain migas yang agresif dalam memanfaatkan momentum pertumbuhan industri energi nasional
Dalam 3 tahun ke depan, RATU berencana fokus pada investasi non-operasional, yakni mengakuisisi participating interest (PI) pada blok-blok migas besar yang masih dirahasiakan, tanpa mengambil alih fungsi operasional. Pendekatan ini memungkinkan perseroan mengamankan eksposur terhadap aset besar sambil meminimalkan risiko operasional.
Pada jangka menengah 3-5 tahun, RATU akan mulai masuk ke investasi operasional dengan mengambil alih PSC yang memiliki skala produksi lebih kecil sehingga menjadi pondasi untuk membangun kapabilitas operasional internal.
Dalam jangka panjang 610 tahun, perseroan menargetkan ekspansi ke PSC berskala besar di Indonesia, dengan prioritas pada aset yang menawarkan IRR di atas 10 persen dan struktur pendanaan konservatif 80:20 (debt-to-equity).
Manajemen menyebutkan, RATU telah menyiapkan tujuh rencana akuisisi selama tiga tahun ke depan, dengan nilai transaksi berkisar USD10 juta hingga USD150 juta per akuisisi. Dua akuisisi pertama ditargetkan rampung pada periode kuartal IV-2025 hingga semester I-2026.
Sinergi dengan ekosistem Barito Group jadi katalis positif
Arah ekspansi RATU turut diperkuat dengan masuknya jajaran manajemen baru yang memiliki kedekatan dengan ekosistem Barito Group.
Sejumlah nama yang berpengaruh di grup tersebut kini menduduki posisi strategis di RATU, termasuk Merly yang juga menjabat di BREN, Star Energy Geothermal, dan PT Chandra Daya Investasi Tbk(CDIA) serta Adrian Hartadi, mantan eksekutif CDIA dan PT Chandra Asri Pacific.
Kontribusi Barito Group semakin terlihat melalui investasi langsung CDIA senilai USD9,4 juta atau sekitar Rp158 miliar yang setara 5 persen kepemilikan di RATU.
Selain itu, adanya koneksi silang antara PT PP Presisi Tbk (PTRO) dan Happy Hapsoro pemilik RATU dan RAJA sekaligus pemegang 34,17 persen saham PTRO menciptakan keselarasan yang dinilai dapat membuka peluang sinergi operasional.
Dengan historis valuasi premium pada saham-saham yang terkait dengan Barito Group seperti BREN, CUAN, PTRO, dan CDIA yang memiliki rata-rata PER 411 kali, Samuel Sekuritas memperkirakan sentimen positif serupa berpotensi mengalir ke RATU.
Rekomendasi SPEC-BUY, target harga Rp20.000
Analis Samuel Sekuritas, Fadhlan Banny Firmansyah memberikan rekomendasi speculative buy untuk RATU dengan target harga Rp20.000 per saham, yang mencerminkan potensi kenaikan 75 persen.
Prospek pertumbuhan pendapatan multi-tahun dari akuisisi blok migas disebut menjadi pendorong utama valuasi. Sentimen positif juga datang dari masuknya RATU ke dalam indeks MSCI Indonesia Small Cap pada rebalancing Agustus 2025.
"Samuel Sekuritas memulai cakupan dengan rekomendasi speculative buy untuk RATU dan target harga Rp20.000 per saham, didukung oleh potensi pertumbuhan laba multi-tahun yang kuat seiring akuisisi blok-blok migas yang akan datang," tulis Fadhlan dalam risetnya Selasa (2/12/2025).
Sejak Agustus hingga November 2025, investor asing tercatat melakukan net buy sebesar Rp208 miliar. Dengan bobot 0,2 persen di indeks tersebut, RATU berpotensi menarik aliran dana pasif hingga USD34 juta atau sekitar Rp573 miliar.
Namun, terdapat dua risiko utama yang perlu dicermati yakni harga minyak yang lebih rendah dari ekspektasi dan potensi keterlambatan dalam proses akuisisi blok baru.
(DESI ANGRIANI)










