Harga CPO Turun Lagi, Tertekan Pelemahan Minyak Nabati Dalian

Harga CPO Turun Lagi, Tertekan Pelemahan Minyak Nabati Dalian

Ekonomi | idxchannel | Kamis, 21 Agustus 2025 - 17:19
share

IDXChannel - Harga minyak sawit mentah (CPO) kembali melanjutkan pelemahan hingga hari ketiga pada Kamis (21/8/2025), meski ekspor pada periode 1-20 Agustus tercatat kuat, seiring melemahnya harga minyak nabati di Dalian Commodity Exchange.

Kontrak acuan (futures) CPO untuk pengiriman November di Bursa Derivatif Malaysia turun 0,69 persen menjadi MYR4.466 per ton pada pukul 16.08 WIB.

“Dalian melemah pada sesi pagi ini. Benchmark sawit November gagal bertahan di level psikologis MYR4.500 sehingga memicu tekanan jual lebih lanjut saat siang,” kata seorang trader berbasis di Kuala Lumpur, dikutip Reuters.

Kontrak minyak sawit di Dalian turun 0,11 persen, sementara kontrak minyak kedelai paling aktif melemah 0,45 persen. Di sisi lain, minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) (BOc2) naik 0,2 persen. Minyak sawit memang cenderung mengikuti pergerakan harga minyak nabati saingan karena bersaing di pasar global.

Di Indonesia, stok minyak sawit menyusut 13 persen secara bulanan menjadi 2,53 juta ton metrik pada akhir Juni, meski produksi meningkat, seiring percepatan ekspor, menurut data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) pada Kamis.

Sementara itu, ekspor produk minyak sawit Malaysia pada 1-20 Agustus naik antara 13,6 persen hingga 17 persen dibanding periode sama bulan lalu, menurut data surveyor kargo Intertek Testing Services dan lembaga inspeksi AmSpec Agri Malaysia.

Harga minyak mentah dunia sedikit menguat pada Kamis setelah penurunan persediaan minyak mentah dan bahan bakar di AS—konsumen minyak terbesar dunia—lebih besar dari perkiraan, sehingga mendukung prospek permintaan yang stabil. Kenaikan harga minyak mentah juga membuat minyak sawit lebih menarik sebagai bahan baku biodiesel.

Secara teknikal, menurut analis teknikal Reuters, Wang Tao, minyak sawit diperkirakan dapat kembali menguji level terendah 20 Agustus di MYR4.450 per ton, karena koreksi dari MYR4.614 dinilai belum selesai. (Aldo Fernando)

Topik Menarik