Mencari Saham Pilihan Jelang Libur Nataru
IDXChannel - Pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa hari terakhir mendorong pelaku pasar bersikap lebih hati-hati dalam menyusun strategi investasi. Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang kian dekat membuat investor dituntut lebih selektif.
Menurut Founder WH Project, William Hartanto, fokus dapat diarahkan pada saham-saham berkarakter defensif yang relatif mampu bertahan saat tekanan pasar meningkat.
“Memilih saham-saham defensif dalam artian yang masih mampu bertahan di saat IHSG terkoreksi beberapa hari terakhir,” ujar William, Jumat (19/12/2025).
Ia menambahkan, dari hasil pengamatannya, terdapat sejumlah saham yang layak dicermati dalam kondisi pasar saat ini. “Pilihannya adalah MAPA, SMDR, BMRI, NCKL, dan AMRT,” kata dia.
IHSG terkoreksi 0,59 persen sepekan, ditutup di 8.609,55 pada Jumat (19/12/2025), setelah melemah tiga hari berturut-turut. Indeks acuan tersebut sempat menyentuh 8.776,97 pada 11 Desember lalu.
Menurut BRI Danareksa, Jumat (19/12), dinamika pasar turut dipengaruhi keputusan Bank of Japan (BOJ) yang menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 0,75 persen, level tertinggi dalam 30 tahun terakhir.
Kendati langkah tersebut relatif sudah diantisipasi pelaku pasar, pengumuman BOJ tetap menjadi katalis global yang diperhitungkan investor di kawasan Asia. Dampaknya pun ikut merembet ke pasar keuangan Indonesia.
Sebelumnya, BI mempertahankan suku bunga acuannya untuk ketiga kalinya secara beruntun dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada Rabu (17/12).
BI menahan suku bunga acuan atau BI Rate di level 4,75 persen, sesuai dengan perkiraan 18 dari 31 ekonom yang disurvei Reuters. Sementara itu, sisanya memperkirakan BI akan melanjutkan siklus pemangkasan suku bunga.
Pekan lalu, The Fed memangkas suku bunga acuan untuk ketiga dan terakhir kalinya tahun ini sebesar 25 basis poin, sementara pelaku pasar kini mematok dua kali penurunan suku bunga masing-masing 25 basis poin pada 2026. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.









