Donald Trump Akui AS Belajar dari Taktik Perang Rusia-Ukraina
Presiden Donald Trump mengakui Amerika Serikat (AS) belajar dari taktik yang digunakan dalam perang Rusia-Ukraina. Pengakuan itu disampaikan kepada lulusan West Point Military Academy pada hari Sabtu.
Menurut Trump, Washington secara aktif mengikuti perkembangan pertempuran pesawat nirawak dalam perang kedua negara tersebut.
Meski mempelajari taktik yang digunakan oleh Moskow dan Kyiv, Trump mengeklaim Washington tetap unggul di tengah sifat perang yang berubah dengan cepat.
“Kami sedang mempelajarinya. Kami melihat berbagai bentuk peperangan, kami melihat pesawat nirawak yang turun pada sudut tertentu, dengan kecepatan, dengan presisi. Kami belum pernah melihat yang seperti itu. Kami belajar darinya,” katanya.Dia kemudian meminta para kadet untuk berani mengambil risiko dan melakukan hal-hal yang berbeda dalam upaya untuk tetap mengikuti perkembangan di bidang taktik dan strategi militer.
Komentarnya muncul saat The Times melaporkan bahwa Rusia mengalahkan Ukraina dalam "persaingan pesawat nirawak", baik dalam hal produksi kendaraan udara tak berawak (UAV) maupun penggunaannya di medan perang.
Hal itu khususnya merujuk pada jenis pesawat nirawak serat optik yang terhubung langsung ke operatornya melalui benang serat optik tipis yang membuatnya sulit dideteksi atau dicegat.
"Drone semacam itu pada dasarnya adalah drone pembunuh yang dipandu kabel, sangat mudah bermanuver, anti-gangguan, dan sulit dilacak oleh unit detektor drone berbasis radio," tulis The Times, seraya menambahkan bahwa UAV Rusia mengubah susunan fisik garis depan, taktik perang, dan psikologi prajurit yang bertempur dan menghancurkan logistik militer Ukraina dalam prosesnya.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyoroti peran penting yang telah dimainkan drone di medan perang pada bulan April. Berbicara pada pertemuan komite industri-militer Rusia, dia menyebut UAV sebagai salah satu faktor serius keberhasilan medan perang.
Menurut Putin, sekitar 4.000 pesawat nirawak first-person view (FPV) dikirim ke pasukan setiap hari sepanjang tahun 2024.
UAV FPV sebagian besar telah digunakan sebagai pesawat nirawak kamikaze oleh militer Rusia untuk menyerang berbagai target, mulai dari tank dan kendaraan lapis baja hingga pesawat nirawak lainnya.
Awal bulan ini, militer Rusia menerbitkan sebuah video yang memperlihatkan keberhasilan pengerahan pesawat nirawak FPV berbiaya rendah terhadap UAV pengintaian Ukraina yang lebih mahal.





