Tiongkok vs Elon Musk Makin Tegang, Ilmuwan Beijing Kembangkan Metode untuk Hancurkan Satelit Starlink

Tiongkok vs Elon Musk Makin Tegang, Ilmuwan Beijing Kembangkan Metode untuk Hancurkan Satelit Starlink

Global | koran-jakarta.com | Jum'at, 27 Mei 2022 - 15:34
share

JAKARTA - Tim peneliti Tiongkok mempublikasikan sebuah studi yang disebut kemampuan anti-satelit yang dapat men-deaktivasi satelit Starlink milik Elon Musk jika diperlukan. Newsweek melaporkan, Kamis (26/5).

Studi tersebut dipimpin Ren Yuanzhen, peneliti dari Institut Telekomunikasi dan Treking Beijing dan didampingi para ilmuwan pada industri pertahanan Tiongkok, menurut South China Morning Post.

Studi dikatakan untuk mengembangkan sebuah "kombinasi metode membunuh halus dan kasar" yang dapat digunakan untuk menghentikan kerja satelit-satelit Starlink.

Starlink merupakan sebuah jaringan internet satelit yang dikembangkan perusahaan milik Musk, SpaceX. Starlink melibatkan ribuan satelit kecil pada orbit rendah bumi yang menghubungkan koneksi internet ke pelanggan-pelanggannya.

Para ilmuwan Tiongkok khawatir jaringan Starlink digunakan untuk meningkatkan transmisi data secara cepat dari kendaraan-kendaraan militer Amerika Serikat seperti pesawat jet tempur.

Belum jelas metode apa yang dapat digunakan, namun studi mencatat, pendekatannya mesti berbiaya rendah - efisiensi tinggi. Problemnya adalah keseluruhan jaringan, bukan satelit secara individual, SCMP melaporkan.

Ini berarti, pendekatan berbasis rudal tidak dimungkinkan, mengingat Starlink terdiri dari ribuan satelit-satelit kecil. Menggunakan rudal untuk menghancurkan semua satelit hampir pasti tidak berbiaya rendah atau efisiensi tinggi. Jadi, laser, teknologi microwave, atau bahkan satelit yang lebih kecil dapat digunakan untuk menjaga kepentingan-kepentingan Tiongkok.

Selain untuk pelanggan komersial, Starlink juga dimanfaatkan untuk penggunaan militer, menarik data dari jaringan Angkatan Bersenjata AS dengan kecepatan yang lebih cepat dari kemampuan sebelumnya.

Kemampuan militer plus fakta bahwa SpaceX telah meluncurkan lebih dari 2.650 satelit ke angkasa dalam beberapa tahun saja dan rencana meluncurkan ribuan satelit lagi, telah mengkhawatirkan negara-negara yang mengalami ketegangan politik dengan AS.

Awal bulan ini, Dmitry Rogozin, kepala badan antariksa Rusia Roscosmos, mengirimkan ancaman ke CEO SpaceX,Elon Musk setelah Starlink membantu pasukan Ukraina untuk melawan Rusia dalam perang yang sedang berlangsung di negara tersebut.

Dalam tulisan terjemahan Bahasa Inggris yang diunggah oleh Musk, Rogozin mengatakan, Musk memasok perlengkapan komunikasi militer ke Ukraina dan Musk harus "bertanggung jawab seperti seorang dewasa".

Tahun lalu, kepada Dewan Majelis Umum PBB untuk urusan Ruang Angkasa bagi Perdamaian, Tiongkok mengatakan bahwa stasiun antariksa nasionalnya harus menghindari manuver tabrakan saat "bertemu" dengan satelit Starlink pada 1 Juli dan 21 Oktober tahun lalu.

Topik Menarik