Diklaim Sudah Dieksekusi, Jenderal Iran Mata-mata CIA Masih Hidup di AS

Diklaim Sudah Dieksekusi, Jenderal Iran Mata-mata CIA Masih Hidup di AS

Global | sindonews | Jum'at, 26 April 2024 - 11:38
share

Mayor Jenderal Ali-Reza Asgari, seorang petinggi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, diklaim Teheran telah dieksekusi pada 2020 atas tuduhan menjadi mata-mata CIA Amerika Serikat (AS).

Namun investigasi Iran International menyebutkan bahwa sang jenderal masih hidup dan tinggal enak dengan nama baru di Amerika.

Jenderal Asgari, sebelum disingkirkan atas tuduhan berkhianat, adalah pejabat senior di IRGC dan wakil menteri pertahanan. Dia, kala itu, diduga membantu membangun kekuatan Hizbullah di Lebanon.

Pada bulan Desember 2006, saat berada di Turki, Asgari seolah menghilang begitu saja meninggalkan dua istri, empat putri, dan seorang putra.

Baca Juga: Iran Luncurkan Senjata Baru yang Diklaim Mampu Lumpuhkan Jet Tempur Siluman F-35 AS

Selama bertahun-tahun, rumor yang beredar menyebutkan bahwa Mossad atau CIA menculik Asgari.

Namun pada Juli 2020, pengadilan Iran secara resmi menuduhnya melakukan kegiatan mata-mata atas nama intelijen AS dan mengeklaim bahwa mereka telah mengeksekusi sang jenderal karena pengkhianatannya.

“Pada tahun-tahun terakhir pengabdiannya, dia bergabung dengan CIA, dia menjual informasi tentang rudal kami ke CIA dan mengambil uang dari mereka,” kata juru bicara Kehakiman Iran Gholamhossein Esmaili saat itu.

“Dia diidentifikasi, diadili dan dijatuhi hukuman mati," lanjut dia.

Kini, mengutip laporan investigasi dari Iran International, Jumat (26/4/2024), Asgari dilaporkan masih hidup dan bahkan hidup sejahtera di AS dengan identitas baru dalam program perlindungan saksi CIA.

Laporan tersebut mengutip tiga pejabat intelijen AS, sumber diplomatik senior Eropa, mantan komandan IRGC, kerabat istri Asgari, dan tiga mantan rekan Asgari.

Menyusul perselisihan dengan rezim Iran, Asgari ditangkap pada akhir tahun 2002 atas tuduhan korupsi moral dan keuangan, sebelum disiksa secara brutal di penjara selama 18 bulan.

Dia terpaksa pensiun dini pada tahun 2004 ketika dia dibebaskan dari penjara.

Dia menjadi seorang petani zaitun dan, pada saat yang sama, sangat kecewa dengan rezim Iran, menurut investigasi Iran International.

Setelah meninggalkan Teheran menuju Damaskus, Suriah, pada bulan Desember 2006, Asgari tiba di Turki dan tidak pernah terdengar lagi kabarnya.

Pihak berwenang Iran melaporkan hilangnya jenderal tersebut ke Interpol pada 25 Januari 2007, kata sumber—yang menurut Iran International—dari pemerintah Turki.

Namun alih-alih dieksekusi seperti yang diklaim otoritas peradilan Iran, dia malah terus bekerja mengumpulkan informasi untuk AS.

Diperkirakan bahwa intelijen AS pertama kali merekrut Asgari di Thailand saat melakukan perjalanan pada tahun 2005. Setelah tiba di Turki, Asgari diduga setuju untuk bergabung dengan agen Amerika di pangkalan militer AS di Jerman.

Dua bulan kemudian, dia dikirim untuk memulai hidup barunya di Amerika dan membantu CIA melemahkan kapasitas nuklir Iran, ungkap sumber tersebut.

Meskipun bukan seorang ilmuwan nuklir atau pejabat penting dalam program nuklir Iran, dia memberikan “tambang emas” informasi dan menjadi bagian dari program rahasia CIA yang disebut “Brain Drain", menurut investigasi Iran International.

Informasi yang dia kumpulkan sangat rahasia sehingga dikirim langsung ke pimpinan CIA.

“Hanya sejumlah pejabat tinggi di CIA, Gedung Putih, Pentagon, dan beberapa badan intelijen Amerika lainnya yang terlibat dalam kasus ini yang mengetahui pencapaian intelijen yang signifikan tersebut,” kata seorang pejabat intelijen AS kepada Iran International.