Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr: Nilai Saya dengan Tindakan, Bukan dari Masa Lalu Keluarga Saya

Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr: Nilai Saya dengan Tindakan, Bukan dari Masa Lalu Keluarga Saya

Global | koran-jakarta.com | Rabu, 11 Mei 2022 - 06:03
share

MANILA - Putra mendiang diktator Filipina, Ferdinand Marcos Sr, pada Selasa (10/5) bersumpah untuk bekerja untuk semua orang setelah kemenangan pemilu yang menakjubkan, dan mengatakan kepada dunia untuk menilai dia dari kepresidenannya, bukan dari masa lalu keluarganya.

Ferdinand Marcos Jr yang lebih dikenal sebagai "Bongbong" itu, menjadi kandidat pertama dalam sejarah baru-baru ini yang memenangkan mayoritas langsung dalam pemilihan presiden Filipina. Kemenangan ini telah membuka jalan bagi kembalinya kekuasaan yang tak terbayangkan untuk dinasti politik paling terkenal di negara itu.

"Nilailah saya bukan dari nenek moyang saya, tapi dari tindakan saya," kata Bongbong Marcos Jr, menurut pernyataan juru bicaranya, Vic Rodriguez.

Bongbong Marcos Jr turut melarikan diri ke pengasingan di Hawaii bersama keluarganya saat terjadi gerakan pemberontakan "People Power" pada 1986 yang mengakhiri kekuasaan otokratis ayahnya selama 20 tahun. Setelah kembali dari pengasingan pada 1991, Bongbong sempat menjabat sebagai anggota Kongres dan Senat.

Kemenangannya dalam pemilihan Senin (9/5) semakin pasti setelah pada Selasa sebanyak 98 persen surat suara yang memenuhi syarat dihitung dalam penghitungan tidak resmi. Hasil hitung cepat itu menyatakan bahwa ia berhasil meraih 31 juta suara, dua kali lipat dari saingan terdekat, Wakil Presiden Leni Robredo .

Hasil resmi pemilihan ini sendiri diharapkan selesai dihitung sekitar akhir bulan ini.

"Ini adalah kemenangan bagi semua orang Filipina, dan untuk demokrasi," kata Rodriguez. "Kepada mereka yang memilih Bongbong, dan mereka yang tidak, itu adalah janjinya untuk menjadi presiden bagi semua orang Filipina. Untuk mencari titik temu melintasi perbedaan politik, dan bekerja sama untuk menyatukan bangsa," imbuh dia.

Meskipun Bongbong Marcos Jr, 64 tahun, berkampanye dengan platform persatuan, analis politik mengatakan kepresidenannya tidak mungkin untuk mendorong itu, meskipun ada margin kemenangan yang besar.

Bongbong Marcos dalam pernyataannya mengatakan dia akan mempersembahkan tugasnya untuk rakyat Filipina dan berharap bisa bekerja sama dengan mitra dan organisasi internasional.

Banyak orang yang tidak mendukung Bongbong Marcos Jr marah atas hasil pemilihan ini, apalagi kemenangan itu terjadi karena menggunakan penguasaan media sosial untuk membalikkan narasi sejarah pada masa kekuasaan keluarganya terdahulu.

Ribuan penentang diktator Marcos menderita penganiayaan brutal selama era darurat militer antara 1972 hingga 1981, dan nama keluarga Marcos menjadi identik dengan penjarahan, kronisme, dan kehidupan mewah, dengan miliaran dollar kekayaan negara raib.

Keluarga Marcos telah membantah melakukan kesalahan dan banyak pendukungnya, blogger dan influencer media sosial mengatakan akun historis telah terdistorsi.

Sementara itu pada Selasa ada sekitar 400 orang yang sebagian besar terdiri dari mahasiswa, menggelar aksi protes di luar kantor komisi pemilihan, memprotes kemenangan Bongbong Marcos Jr dengan menyatakan terjadinya penyimpangan dalam pemilihan.

Komisi Pemilihan Umum (Comelec), yang mengatakan pelaksanaan pemilu relatif damai, pada Selasa juga menguatkan penolakannya terhadap petisi yang diajukan oleh berbagai kelompok, termasuk korban darurat militer, yang berusaha untuk menjegal Bongbong Marcos Jr dari pemilihan presiden berdasarkan dakwaan penggelapan pajak pada 1995.

Dua dari pemohon petisi, termasuk kelompok kiri Akbayan, mengatakan mereka akan mengajukan banding ke Mahkamah Agung.

Kemenangan besar Bongbong Marcos Jr juga berarti mengamankan putri Presiden Rodrigo Duterte yaitu Sara Duterte-Carpio, sebagai pasangan wakil presidennya.

Dalam pemilihan wakil presiden, Sara berhasi memenangkan lebih dari tiga kali jumlah suara dibandingkan dengan saingan terdekatnya dan sosok Sara juga kemungkinan turut membantu kemenangan Bongbong Marcos Jr.

Atas kemenganan Bongbong Marcos, kelompok hak asasi manusia Karapatan meminta warga Filipina untuk menolak kepresidenan Marcos yang baru, yang dikatakan dibangun di atas kebohongan dan disinformasi untuk menghilangkan bau menjijikkan dari citra keluarga Marcos.

"Bongbong Marcos Jr belum secara terbuka mengakui kejahatan ayah dan peran keluarganya, sebagai penerima manfaat langsung," kata Karapatan dalam sebuah pernyataan.

"Bongbong Marcos Jr terus meludahi kuburan (para korban kekejaman kediktatoran) dan penderitaan yang dialami oleh semua korban darurat militer Marcos dengan berpura-pura tidak mengetahui banyak kekejaman ayahnya yang telah terdokumentasi," imbuh kelompok itu.

Sementara itu, Amnesty International menuduh Bongbong Marcos Jr dan pasangannya telah menghindari pembahasan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk yang dilakukan di bawah darurat militer dan selama perang berdarah Presiden Duterte terhadap narkoba.

Bongbong Marcos Jr, yang menghindari setiap sesi debat dan wawancara selama kampanye, baru-baru ini memuji ayahnya sebagai seorang jenius dan negarawan.

Saat penghitungan suara menunjukkan sejauh mana kemenangan Bongbong Marcos, pesaingnya, Leni Robredo mengatakan kepada para pendukungnya untuk melanjutkan perjuangan mereka demi kebenaran hingga pemilihan berikutnya.

"Butuh waktu untuk membangun struktur kebohongan. Kami punya waktu dan kesempatan untuk melawan dan membongkar ini," kata dia. SB/ST/AFP/I-1

Topik Menarik