Angela Gilsha Suarakan Tagar #SaveRajaAmpat, Soroti Dampak Tambang Nikel yang Lukai Alam Papua

Angela Gilsha Suarakan Tagar #SaveRajaAmpat, Soroti Dampak Tambang Nikel yang Lukai Alam Papua

Gaya Hidup | sindonews | Minggu, 8 Juni 2025 - 05:00
share

Artis Angela Gilshamenyoroti langsung kondisi Raja Ampat yang terancam rusak akibat aktivitas pertambangan nikel. Ia membagikan refleksi mendalam tentang kehidupan anak-anak Papua yang tinggal di kawasan Raja Ampat, sekaligus menyuarakan keprihatinannya atas kerusakan lingkungan yang terjadi secara nyata dan perlahan merenggut masa depan mereka.

Dalam salah satu unggahan di Instagram, Angela menampilkan potret dirinya bersama sejumlah anak Raja Ampat yang tampak tersenyum riang dengan latar alam yang masih memukau. Namun di balik senyuman polos itu, ia menyiratkan rasa duka karena menyadari bahwa anak-anak tersebut hidup di tanah yang diam-diam dikhianati oleh dunia.

Angela menggambarkan bagaimana anak-anak itu dibesarkan oleh alam yang bersih, murni, dan cukup, jauh dari hiruk-pikuk keserakahan dunia modern. "Anak-anak manis Raja Ampat. Mereka tidak lahir dari dunia yang bising. Tapi mereka tumbuh dari tanah yang sunyi, laut yang jernih," tulis Angela Gilsha dikutip dari Instagram @angelagilsha, Minggu (8/6/2025).

Baca Juga:Sinetron Cinta Berakhir Bahagia Tembus 100 Episode, Angela Gilsha Ungkap Kekompakan dengan Pemain

Foto/Instagram @angelagilsha

Angela juga menyinggung filosofi hidup masyarakat lokal yang tidak diajarkan untuk serakah, karena alam memberi secukupnya yakni satu ikan untuk makan, satu tempayan air untuk hari ini. Namun, keseimbangan itu kini terganggu. "Mereka tidak diajari rakus, karena alam hanya memberi cukup. Satu ikan untuk makan, satu tempayan air untuk hari ini. Tidak ada yang lebih, tidak ada yang disimpan demi serakah," jelasnya.

Lebih lanjut, Angela menyoroti bahwa yang dirampas dari anak-anak Raja Ampat bukan hanya keindahan alam atau sumber daya. Melainkan juga masa depan mereka yang seharusnya masih murni.

"Tapi sekarang laut mereka dikeruhkan. Batu-batu karang yang dulu jadi sekolah pertama mereka, ditambang dan dikeruk," ujarnya.

Baca Juga:Angela Gilsha Gugup Sinetron Cinta Berakhir Bahagia Tayang Perdana

"Dan anak anak ini masih bisa tertawa, belum tahu bahwa dunia diam-diam mengkhianati mereka. Yang terancam bukan hanya karang, tapi masa depan mereka," tambahnya.

Ia menekankan bahwa anak-anak tersebut tidak perlu dijadikan simbol atau contoh inspiratif, karena pada dasarnya, mereka adalah cermin dari manusia yang masih alami, belum dirusak oleh sistem dan kerakusan. Dengan tagar #SaveRajaAmpat, Angela mengajak masyarakat luas untuk kembali melihat ke dalam diri dan mempertanyakan sejauh mana kita turut andil dalam menjaga atau merusak warisan alam Indonesia.

"Anak-anak manis Raja Ampat tidak perlu dijadikan contoh, karena mereka adalah cermin dari manusia yang belum dirusak sistem #saverajaampat," ungkapnya.

Baca Juga:Sindiran Tajam Ernest Prakasa soal Tambang Nikel di Raja Ampat: Iya, Iya, Pasti Ulah Asing Kan?

Tak hanya menyampaikan pesan lewat kata-kata, Angela juga membagikan pengalaman pribadinya ketika berlibur ke Raja Ampat, tepatnya di Pulau Kawe, salah satu pulau favoritnya. Ia menampilkan momen berenang di air laut sebening kristal, melihat ikan-ikan dan karang berwarna-warni dari permukaan pantai.

Namun kebahagiaan itu dibarengi dengan rasa miris. "Ini Pulau Kawe. Salah satu pulau favorit aku waktu liburan ke Raja Ampat bulan lalu. Ada yang aneh rasanya," bebernya.

"Melihat laut sebening kristal, ikan-ikan dan karang warna-warni terlihat jelas dari tepi pantai. Lalu tau bahwa nggak jauh dari sini bahkan masih di pulau yang sama, ada tanah yang dilukai," lanjutnya.Angela menyebut, ia melihat sendiri ada bagian pantai yang mulai mengalami sedimentasi dan keruh akibat dampak pertambangan.

"Bahkan sudah ada bagian pantai yang terkena dampak sedimentasi sehingga airnya menjadi keruh," lanjutnya.

"Ini benar-benar terjadi dan saya melihat semuanya dengan mata kepala saya sendiri. Sungguh memilukan melihatnya," sambungnya.

Ia berharap lebih banyak orang bisa melihat sendiri apa yang sedang terjadi. Pasalnya, melihat secara langsung sering kali menjadi kunci lahirnya rasa peduli.

"Saya hanya berharap lebih banyak orang dapat menyaksikannya, mungkin mereka akan cukup peduli untuk melindunginya," tandasnya.

Unggahan Angela Gilsha menuai respons hangat dan emosional dari ribuan warganet. Banyak yang merasa terwakili oleh kegelisahan yang ia sampaikan."#saverajaampat," tulis warganet.

"#saverajaampat dari tangan-tangan manusia yang kufur nikmat. Sudah dianugerahkan alam yang indah sama Tuhan, malah dirusak," kata warganet.

"Kak, jujur sedih banget liatnya. Tega sekali orang yang merusak alam Papua demi kepentingan sekelompok orang," komentar warganet.

Aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya, menuai sorotan publik karena dinilai mengancam kelestarian lingkungan. Kawasan seperti Pulau Gag, Kawe, dan Manuran yang dikenal sebagai pusat keanekaragaman hayati dunia kini terancam rusak akibat pembabatan hutan dan operasi alat berat.

Dampak ekologis dari tambang ini dikhawatirkan akan merusak ekosistem dan keindahan alam yang menjadi daya tarik utama wisata Raja Ampat.

Topik Menarik