Ketahuilah 4 Potensi Dampak Kesehatan Karena Tidur Setelah Sahur

Ketahuilah 4 Potensi Dampak Kesehatan Karena Tidur Setelah Sahur

Gaya Hidup | bandungraya.inews.id | Selasa, 26 Maret 2024 - 22:20
share

BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Seiring menjalani puasa di bulan Ramadan, umat muslim mengawali hari dengan sahur yang menjadi rutinitas. Sahur sangat diperlukan agar kuat menjalani ibadah puasa.

Namun, bukan berarti kita harus makan banyak saat sahur. Karena untuk menjaga kekuatan fisik selama berpuasa, yang kita perlukan adalah jumlah sahur yang cukup dan pola makan yang seimbang.

Selain itu, adapun kebiasaan buruk yang harus dihindari setelah sahur. kebiasaan tidur setelah makan sahur kerap menjadi pilihan bagi sebagian orang. Tidak sedikit yang meremehkan atau bahkan tidak menyadari potensi dampak kesehatan yang mungkin timbul dari kebiasaan tersebut. Dan berikut adalah empat potensi dampak kesehatan yang perlu diketahui akibat tidur langsung setelah sahur:

1. Sembelit

Sembeliit atau konstipasi adalah salah satu dampak kesehatan yang mungkin terjadi ketika seseorang tidur langsung setelah sahur. Ketika tubuh beristirahat dalam posisi tidur, gerakan usus menjadi lebih lambat. Ini bisa menyebabkan makanan bergerak lebih lambat. Dan ini bisa menyebabkan makanan bergerak lebih lambat melalui sistem pencernaan.

Jika seseorang tidur setelah makan sahur, makanan yang belum dicerna sepenuhnya dapat tinggal lebih lama di usus, menyebabkan tinja menjadi keras dan sulit dikeluarkan. Ketika pola buang air besar terganggu, hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan, kembung, dan perut terasa penuh. Untuk mencegah sembelit, disarankan untuk memberi waktu setidaknya 2-3 jam antara makan sahur dan tidur, serta meningkatkan asupan serat dan cairan dalam makanan.

2. GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)

GERD adalah kondisi di mana asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar di dada yang dikenal sebagai heartburn atau nyeri dada. Tidur segera setelah sahur dapat meningkatkan risiko terjadinya GERD. Ketika seseorang tidur, posisi tubuh mendatar menyebabkan lebih banyak peluang bagi asam lambung untuk naik ke atas.

Menghindari makanan pedas, berlemak, atau asam serta memberi waktu antara makan sahur dan tidur dapat membantu mengurangi risiko GERD.

3. Lemak tubuh menimbun

Tidur setelah sahur juga dapat berdampak pada penumpukan lemak tubuh. Ketika seseorang tidur, metabolisme tubuh melambat, sehingga makanan yang dikonsumsi tidak digunakan secara efisien sebagai sumber energi.

Sebagai gantinya, makanan tersebut lebih cenderung disimpan sebagai cadangan energi dalam bentuk lemak. Dalam jangka panjang, kebiasaan tidur setelah makan sahur dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan penumpukan lemak tubuh. Oleh karena itu, disarankan untuk menjaga waktu antara makan sahur dan tidur, serta memperhatikan asupan kalori dan jenis makanan yang dikonsumsi.

4. Heartburn

sensasi terbakar di dada, merupakan gejala umum dari GERD. Namun, tidur setelah sahur juga dapat menyebabkan heartburn tanpa harus mengalami GERD. Ketika seseorang tidur dengan perut yang penuh setelah makan sahur, tekanan dalam lambung dapat meningkat, memaksa asam lambung naik ke kerongkongan dan menyebabkan sensasi terbakar di dada.

Untuk mencegah heartburn, disarankan untuk tidak makan terlalu banyak sebelum tidur dan menghindari makanan atau minuman yang dapat memicu gejala, seperti kopi, cokelat, minuman berkafein, dan makanan pedas.

Dengan ini, mengetahui potensi dampak tidur setelah sahur bagi kesehatan, penting untuk mengubah kebiasaan tidur Anda untuk menjaga kesehatan pencernaan dan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Seperti menjaga pola makan yang sehat, memberikan waktu antara makan sahur dan tidur untuk memastikan asupan makanan yang tepat, kalian dapat terhindar dari risiko kesehatan yang terkait dengan tidur setelah sahur. (*)

Topik Menarik