Kisah Pilu Gadis Korek Api yang 'Rela' Rahangnya Membusuk karena Pekerjaan

Kisah Pilu Gadis Korek Api yang 'Rela' Rahangnya Membusuk karena Pekerjaan

Gaya Hidup | BuddyKu | Senin, 26 September 2022 - 00:34
share

Pada revolusi industri, kehidupan manusia seakan mengalam perubahan yang besar-besaran dalam segala bidang. Termasuk para perempuan yang harus bekerja menjadi gadis korek api dan berdampak kepada kehidupan mereka.

Bukan mudah, para gadis korek api ini bakal menerima dampak akibat pekerjaan mereka yakni dengan rahangnya yang membusuk akibat terpapar uap fosfor.

Dikutip dari Wellcome Collection Gallery , pada tahun 1860-an beberapa perusahaan pembuat korek api di London timur, salah satunya Bryant and May yang menggunakan banyak tenaga buruh perempuan.

Perusahaan ini menjadi salah satu produsen korek api terbesar yang menggunakan fosfor putih beracun. Perusahaan ini juga mengadopsi mesin baru dan mengambil alih perusahaan saingannya yang lebih kecil.

Lantaran sengitnya persaingan, perusahaan Bryant and May pun mempekerjakan buruh perempuan selama 14 jam sehari. Mereka akan memproduksi korek api yang terbuat dari bahan fosfor yang nantinya akan diuapkan di dalam mesin.

Akibat tekanan jam kerja dan juga uap fosfor yang meningkat, sebagian besar para gadis korek api menunjukkan gejala aneh yang disebut rahang Phossy. Gejala utama yang tampak jelas adalah tulang rahang mulai membusuk, mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Gejala ini pun disangka hal yang biasa yang mengakibatkan munculnya korban yang cacat pada wajahn dan rasa sakit yang tak tertahankan. Saat itu, tidak ada pengobatan pasti selain mencabut rahang sebelum efeknya menyebar ke otak dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut.

Namun, seiringnya berjalan waktu semakin banyak korban yang menunjukkan tanda-tanda yang sama. Sehingga adanya desakan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi para buruh. Salah satunya adalah bagaimana menghilangkan uap yang mematikan. Namun lagi-lagi, orang miskin selalu menjadi korban.

Aksi mogok kerja pun dilakukan para buruh yang mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Akibatnya mau tidak mau, perusahaan akhirnya memutuskan untuk menyerahkan kertas perjanjian kepada para buruh. Mereka diminta untuk menandatangani surat pernyataan bahwa mereka bekerja dalam kondisi terbaik.

Sejak saat itulah adanya dibentuk serikat buruh yang bertujuan untuk melindungi dan meningkatkan taraf hidup pekerja.

Artikel Menarik Lainnya:

Topik Menarik