Fenomen Langka, Hari Tanpa Bayangan Terjadi di Aceh

Fenomen Langka, Hari Tanpa Bayangan Terjadi di Aceh

Gaya Hidup | BuddyKu | Jum'at, 9 September 2022 - 21:37
share

BANDA ACEH , iNewsPortalAceh . id - Fenomena alam kulminasi atau hari tanpa bayangan matahari terjadi di Kota Banda Aceh, Kamis (8/9/2022) pukul 12.36 WIB. Fenomena langka ini hanya terjadi 1-2 kali dalam setahun.

Staf BMKG Provinsi Aceh Andrean Simanjuntak mengatakan, secara historis kulminasi di Banda Aceh terjadi pada tahun lalu pada Maret dan September 2021. Tahun ini terjadi lagi, tepat setahun dari kejadian sebelumnya.

Fenomena kulminasi tersebut terjadi sekitar 5-10 menit paling lama, paling cepat 3-5 menit, katanya.

Andrean menjelaskan kulminasi ini merupakan fenomena langka. Secara geografis, Indonesia yang terletak di kawasan tropis pada koordinat 6 derajat LU-11 derajat LS dan membelah garis khatulistiwa menerima sinar Matahari cukup lama.

Hal tersebut memungkinkan sinar matahari berada pada suatu titik tepat berada tegak lurus di atas wilayah Indonesia.

Posisi deklinasi matahari sama dengan lintang geografis wilayah Indonesia, maka Matahari akan berada tepat di atas kepala saat tengah hari antara jam 12.00-13.00 WIB, katanya.

Selain Banda Aceh, fenomena kulminasi ini juga bisa diamati di beberapa wilayah Provinsi Aceh, seperti di Sabang 7 September, 12.36 WIB dan Langsa 11 September pukul 12.24 WIB.

Fenomena ini merupakan fenomena astronomi biasa yang tidak menimbulkan bencana alam, seperti gempa bumi dan tsunami serta kondisi meteorologi seperti angin kencang atau hujan lebat.

Fenomena ini juga bisa memengaruhi masa transisi musim identik dengan masa transisi. Saat Matahari bergerak ke selatan, belahan Bumi selatan akan mengalami kenaikan suhu permukaan laut dan memasuki musim hujan, sedangkan pada saat Matahari bergerak ke utara, wilayah tersebut akan mengalami musim kemarau.

Masyarakat juga bisa mempraktikkan dengan meletakkan benda tegak dan melihat efek bayangan sehingga bisa lebih menambah edukasi terkait fenomena astronomis di Indonesia, katanya.

Topik Menarik