Dahsyatnya Cetbang, Senjata Api Canggih Di masa Kerajaan Majapahit

Dahsyatnya Cetbang, Senjata Api Canggih Di masa Kerajaan Majapahit

Gaya Hidup | BuddyKu | Jum'at, 24 Juni 2022 - 10:57
share

JAKARTA, iNews.id - Cerita tentang dahsyatnya Cetbang, senjata api canggih di masa Kerajaan Majapahit mungkin belum diketahui banyak orang. Cetbang disebut sebagai senjata api sejenis meriam yang digunakan oleh militer Majapahit baik di darat maupun di laur.

Jenis meriam ini diperkirakan menjadi salah satu senjata andalan Majapahit selama masa 1293-1527 M. Dalam buku Keris and Other Malay Weapons (1936) karya Gerald Gardner, disebutkan bahwa istilah Cetbang juga dikenal sebagai \'Bedil\' dan dalam bahasa Tamil dikatakan sebagai \'Wedil\' atau \'Wedia\'.

Istilah Cetbang sebenarnya bukan baru-baru ini saja dikenal. Beberapa karya sastra sejarah telah menyinggung adanya senjata ini di masa lalu.

Misalnya saja dalam novel Tanah Semenanjung 2 karya Putu Praba Darana tahun 1988, atau dalam Gema di Ufuk Timur 2 yang terbit tahun 1989. Dan yang paling terkenal adalah novel sejarah Arus Balik karya Pramoedya Ananta Toer tahun 1995 yang juga menyinggung informasi mengenai Cetbang.

Diakui atau tidak, istilah Catbang kemudian dikenal luas oleh masyarakat Indonesia saat ini berkat informasi dari dalam novel tersebut. Lantas apa sebenarnya Catbang dan sedahsyat apa senjata api tersebut?

Bermula dari Masuknya Teknologi Bubuk Mesiu

Di Nusantara, teknologi bubuk mesiu diperkirakan telah dikenal saat serangan Mongol ke Jawa pada tahun 1293. Buku Sejarah Dinasti Yuan (Yuan Shi) mencatat, pasukan Mongol-Cina menggunakan senjata bernama pao atau p\'au sebelum menyerang Daha (sekarang Kediri).

Setelah serangan dari pasukan Kubilai Khan yang dipimpin oleh Ike Mese yang bekerjasama dengan Raden Wijaya (Pendiri Majapahit) untuk menggulingkan Kertanegara, teknologi senjata mesiu akhirnya mulai dipakai.

Melansir jurnal sejarah Antara Cerita dan Sejarah: Meriam Cetbang Majapahit karya Muhammad Averoes, senjata ini diperkirakan pertama kali dibuat dari bahan perunggu. Baru pada awal abad ke-16, Catbang mulai dibuat dari besi cor dan memiliki berbagai variasi ukuran mulai dari 1-3 meter. Raffles dalam buku The History of Java menyebutkan, meriam telah banyak digunakan di Jawa khususnya Majapahit khususnya sejak masa Majapahit.

Panglima angkatan laut Majapahit yang terkenal dengan meriam Cetbang adalah bangsawan dari pemerintahan Tribhuwana Wijayatunggadewi dan Hayam Wuruk bernama Mpu Nala.

Dalam Kakawin Negarakertagama, Mpu Nala mendapat gelar Wira Mandalika. Gelar ini disandang setelah jasanya atas perluasan wilayah Majapahit. Dalam Wirama 72 bait 2-3 disebutkan, ia sebagai keturunan orang cerdik yang mampu menghancurkan musuh di Dompu, Nusa Tenggara Barat.

Dalam kapal-kapal perang Majapahit yang disebut Jong Majapahit, biasanya ditempatkan Cetbang dengan ukuran 3 meter. Cetbang dipasang sebagai meriam tetap atau meriam putar. Sedangkan Cetbang ukuran 1 meter umumnya berupa meriam tangan yang digunakan oleh setiap prajurit Majapahit di darat atau di kapal-kapal kecil.

Topik Menarik