Hukum Menggabung Puasa Qadha Ramadhan dan Puasa Sunnah Syawal

Hukum Menggabung Puasa Qadha Ramadhan dan Puasa Sunnah Syawal

Gaya Hidup | BuddyKu | Senin, 16 Mei 2022 - 07:36
share

Setelah puasa Ramadhan, umat muslim dianjurkan menunaikan yaitu puasa sunnah enam hari di bulan Syawal. Hal ini berdasarkan hadis Nabi shallallahu \'alaihi wasallam berikut:

Artinya: " Barang siapa yang telah berpuasa Ramadhan kemudian ia melanjutkannya dengan puasa enam Syawal, niscaya ia seperti puasa satu tahun ". (HR Muslim)

1. Imam Ibnu Hajar berkata: "Baik puasa Qadha Ramadhan dan puasa sunnahnya maing-masing dapat pahala. Akan tetapi tidak sempurna pahala puasa sunahnya."

2. Menurut Imam Romli, hasil puasa qadha Ramadhan dan puasa sunnahnya dapat pahala. Bahkan andai melaksanakan puasa qadha Ramadhan di bulan Syawal tanpa ada niat untuk puasa sunnah 6 hari Syawal tersebut, maka tetap dapat pahala puasa sunnah tersebut.

3. Menurut Imam Abu Makhromah, puasa qadha Ramadhan dan puasa sunnah keduanya tidak ada yang hasil. Sebab tidak sah puasa sunnah seseorangapabila masih ada utang puasa Ramadhan.

Kesimpulan Bagi orang yang ingin mengqadha puasa Ramadhan sekaligus puasa enam Syawal, maka hendaknya ia mengikuti pendapat Imam Romli yaitu sah dan dapat pahala seseorang yang mengqadha puasa Ramadhan sekaligus puasa sunnah enam hari di bulan Syawal.

Pelaksanaan puasa sunnah enam hari Syawal terdapat dua cara, yaitu:1. Dilaksanakan setelah hari Raya pertama Idul Fithri (yaitu hari kedua bulan Syawal) dengan cara bersambung tidak terpisah-pisah. Cara ini adalah lebih afdhol (utama).2. Dengan cara tidak bersambung yaitu terpisah-pisah, cara ini pun juga masih tetap mendapatkan kesunnahannya.

Berikut Lafaz Niat Puasa Qadha Ramadhan digabung dengan puasa sunnah Syawal:

[arabOpen] [arabClose] Nawaitu shauma ghadin an qadhaa i fardhi syahri Ramadhoona wa \'an sittatin min Syawwali Lillaahi Ta\'aalaa .

Artinya: "Saya niat puasa esok hari dari mengqadha puasa fardhu bulan Ramadhan dan puasa enam syawal karena Allah Ta\'ala."

Referensi: 1. Kitab I\'aanah ath-Thoolibiin Juz 2 Hal. 252.2. Hasyiah al-Bujairomi \'alaa al-Khotiib Juz 2 Hal. 404.3. Risaalah Fii Ahkaam Ash-Shiyaam Hal. 74.4. Bughyah Al-Mustarsyidiin Hal. 113-114.5. Tuhfah Al-Muhtaaj Juz 3 Hal 457.

Artikel ini ditulis oleh Ali Musthafa Siregar, Mahasiswa Fakultas Syari\'ah Universitas Al-Ahgaff Hadhramaut Yaman. Semoga bermanfaat.

(rhs)

Topik Menarik