Simak Cerita Desa Ibru Muaro Jambi, Pemenang Desa BRILiaN Paling Inovatif

Simak Cerita Desa Ibru Muaro Jambi, Pemenang Desa BRILiaN Paling Inovatif

Ekonomi | inews | Kamis, 28 Maret 2024 - 12:50
share

MUARO JAMBI, iNews.id Desa Ibru yang terletak di Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi ini termasuk desa kecil yang dihuni oleh 271 kepala keluarga. Memiliki wilayah yang tak cukup luas, namun potensi sumber daya alam yang dimilikinya sangat kaya.

Desa Ibru memiliki lubuk sumber mata air alam dan banyak lahan tidur yang berpotensi diolah secara masif. Untuk mendapatkan komoditas unggul sekaligus meningkatkan perekonomian setempat, Desa Ibru pun berinovasi dengan potensi yang begitu besar dan melimpah yang dimiliki daerahnya.

Memiliki lubuk air bersih yang sangat luar biasa, Desa Ibru juga terus mengembangkan sektor pertanian dengan memanfaatkan lahan tidur, untuk ditanami tanaman rimpang seperti kunyit.

Salah satu penduduk desa, Arman mengutarakan, tanaman rimpang kunyit dipilih untuk dibudidayakan karena selain untuk diolah menjadi produk kesehatan, juga dapat mendongkrak perekonomian masyarakat.

Dia menambahkan, dalam rangka mewujudkan warga desa yang sejahtera, khususnya petani, pemerintah desa melalui BUMDes Suka Makmur mencoba memanfaatkan lahan kering yang dinilai cocok untuk bertani tanaman biofarmaka seperti kunyit.

Direktur BUMdes Suka Makmur Anggoro Kasih menjelaskan, tanaman biofarmaka adalah tanaman yang berguna sebagai obat herbal atau jamu. Jenis tanaman tersebut sangat mudah ditanam di lahan kering, selain itu gampang untuk dipanen dengan umur panen yang cukup singkat.

Berbagai penelitian dan inovasi terus dilakukan BUMDes Suka Makmur. Hingga akhirnya pada 2022, BUMDes Suka Makmur mencoba inovasi lain dari produk turunan kunyit, yaitu sabun batang kunyit.

Produk sabun batang kunyit ini diproduksi tidak hanya untuk rumah tangga, tetapi juga dapat digunakan sebagai oleh-oleh. Dari sini, kemudian muncul produk turunan lain, yaitu kerupuk kunyit, pewangi ruangan, serbuk kunyit kristal, hingga memanfaatkan kulit kunyit sebagai eco enzim.

Membudidayakan tanaman biofarmaka terbukti dapat membantu kesejahteraan para petani di Desa Ibru. Apalagi, Desa Ibru didukung dengan potensi alam melimpah, dengan begitu masyarakatnya dapat ambil bagian dalam mengembangkan industri yang berbahan baku tanaman obat di Indonesia.

Dalam proses pengembangan dan pengolahan kunyit, BUMDes dibantu oleh dua kelompok tani dan masyarakat sekitar. Untuk budidaya kunyit, BUMDes meminta warganya untuk menanam kunyit di pekarangan rumah.

Dalam proses budidaya itu, BUMDes juga ikut mengedukasi kelompok tani. Dari proses pengembangan produk turunan, ternyata diketahui bahwa setiap produk yang akan dihasilkan, memiliki masa panen yang berbeda-beda. Masa panen yang cukup singkat itu juga yang membuat harga kunyit stabil karena dipanen secara bertahap.

Semakin Kuat Karena Program Desa BRILiaN

Anggoro menambahkan, berbagai upaya dilakukan Pemerintah Desa Ibru untuk menjadi desa percontohan di Provinsi Jambi. Dalam beberapa tahun terakhir, Desa Ibru juga telah dijadikan Desa Laboratorium Terpadu (DLT) karena aktif menggerakkan masyarakat, khususnya para kelompok petani, untuk melakukan kegiatan diversifikasi produk berbasis potensi lokal.

"Mantri dari BRI menyarankan kami untuk mengikuti program Desa BRILiaN. Selama mengikuti program Desa BRILiaN, Desa kami aktif mengikuti berbagai pelatihan yang diberikan dari klaster usaha dari BRI. Banyak pelatihan yang diberikan, mulai dari manajemen marketing, manajemen keuangan, hingga terkait packaging," ujar Anggoro.

Saat ini, produk kunyit milik Desa Ibru juga sudah diperkenalkan ke dua negara tetangga, yaitu Turki dan Malaysia, serta mendapatkan respons yang sangat baik. Setelah menyabet penghargaan sebagai Desa Inovatif dan Digitalisasi Terbaik, Desa Ibru melalui BUMDes Suka Makmur berencana mengembangkan produk turunan kunyit lainnya, seperti body wash yang bekerja sama dengan mitra berpengalaman di bidangnya.

(Foto: dok BRI)
(Foto: dok BRI)

BUMDes Suka Makmur juga akan membangun rumah digital, rumah produksi, rumah pencucian rimpang, rumah pengeringan. Semuanya dibangun dalam satu area yang sama, bukan sekadar untuk tujuan produksi semata, tapi beberapa area itu juga dapat dijadikan sebagai potensi wisata baru.

"Kami akan buat agroindustri dan agrowisata biofarmaka. Jadi tempat yang kami bangun akan jadi objek wisata berbasis industri," kata Anggoro.

Pada kesempatan berbeda, Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan, bahwa Desa BRILiaN merupakan program pemberdayaan desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa yang diinisiasi BRI sebagai bentuk agent of development. Hingga akhir 2023 tercatat terdapat 3.178 desa yang telah mendapatkan pemberdayaan Desa BRILiaN.

Program Desa BRILiaN ini adalah contoh nyata komitmen BRI sebagai perusahaan BUMN dalam menerapkan economic value dan social value secara bersamaan, sehingga tidak perlu dipertentangkan, dengan kemampuan BRI menavigasi tantangan dengan baik maka tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik, tutur Sunarso.

Topik Menarik