Ekonomi Global Terancam Resesi Industri Digital Bisa Jadi Solusi

Ekonomi Global Terancam Resesi Industri Digital Bisa Jadi Solusi

Ekonomi | BuddyKu | Rabu, 30 November 2022 - 20:17
share

Ekonomi dunia pada tahun depan diramalresesi. Di tengah ancaman resesi tersebut, industri digital dinilai bisa menjadi solusi hadapi krisis karena aktivitas kehidupan dan ekonomi masyarakat saat ini sangat bergantung pada ekonomi digital.

Hal tersebut disampaikan Ismail, Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail dalam acara diskusi akhir tahun Indotelko Forum yang bertajuk Strategi Industri Digital Indonesia Hadapi Resesi Global yang digelar secara daring, Rabu (30/11).

Menurut Ismail, telah terjadi dinamika di dalam industri digital, di mana terjadi perubahanbusiness modelatau adanya pendekatan baru yang tadinya bertumpu pada ekonomi yang digali pada infrastruktur, tetapi saat ini bertumpu pada platform, aplikasi dan konten.

Sehingga seluruhstakeholderyang terlibat di dalam industri digital ini perlu melakukan suatu perubahan pendekatan, agar yang tadinya tumpuan industri ini ada pada telko operator, pada konektivitas, sekarang sudah berpindah ke layer berikutnya yaitu platform, aplikasi dan konten, jelasnya.

Dalam mengantisipasi perubahan model bisnis, Pemerintah telah mengambil langkah dengan melalui pendekatan baru, sehingga bisa menjamin sustainability industri digital di Tanah Air. Adapun pendekatan tersebut, pertama, melakukan deregulasi. Regulasi yang dulunya dianggap sebagai penghambat bagi pelaku industri, saat ini dengan adanya UU Cipta Kerja, maka terbuka ruang untuk sharing infrastructure. UU Cipta Kerja memberi ruang untuk kolaborasi di antara pelaku industri.

SepertiSharing infrastructure. Dulunya hanya pada pasifinfrastructuresekarang sudah dimungkinkan untuk aktifinfrastructuredan bahkan sampai dengan spectrum sharing, beber Ismail.

Kedua, dukungan pembiayaan. Pemerintah tidak hanya sebagai regulator, tetapi juga berperan sebagai investor. Ketiga, menaikkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) atau tingkat kandungan lokal.

TKDN yang tinggi ini dapat mendorong hadirnya brand-brand global yang diproduksi di Indonesia. Ini tentu akan sangat bermanfaat, karena tarifnya akan jadi lebih murah, dan ini juga mendorng industri dalam negeri bisa ikut serta dalam penyiapan hardware.

Keempat, literasi digital. Literasi digital bertujuan untuk penguatan kompetensi masyarakat dalam memanfaatkan industri digital. Terakhir, pemerintah juga ikut serta dalam mendorng ekosistem.

Kata dia, bagaimanapun infrastruktur yang dibangun oleh para pelaku usaha, membutuhkan demand yang cukup. Membutuhkan adanya kebutuhan yang konkret di masyarakat. Maka, pembangunan ekosistem menjadi satu hal yang penting.

Ekosistem yang dimaksud salah satunya,use case, agar seluruh infrastruktur yang dibangun tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik.

Tetapi untuk bisa berhasil, tentu saja pemerintah tidak bisa sendirian, ini perlunya upaya kolaboratif dengan semua pihak, dengan operator, industri/vendor, dan para akademisi, tukas Ismail.

Sementara, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Ririek Adriansyah mengatakan, dalam menghadapi ancaman resesi global, industrir telekomunikasi di seluruh dunia telah melakukan berbagai strategi. Salah satunya relying business telekomunikasi yang tadinya di dalam satu group, kemudian dipisahkan berdasarkan masing-masing portofolio, seperti tower, fiber, data center dan lainnya yang tujuan akhirnya adalah mendorong efisiensi.

Strategi ini dilakukan untuk meningkatkan valuasi aset dan membuka peluang untuk network sharing dalam rangka mendorong efisiensi, kata Ririek dalam acara yang sama.

Ririek yang juga merupakan direktur utama Telkom Indonesia menambahkan, perusahaan telekomunikasi Indonesia saat ini juga melakukan konsolidasi dan akuisisi sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi dan meningkatkan layanan kepada pelanggan. Kami juga melakukan berbagai partnership dengan perusahaan digital terkemuka di dunia di bidang cloud, IT, data center dan sebagainya, jelas Ririek.

Diakui Ririek, saat ini seluruh dunia tengah bersiap menghadapi ancaman resesi global. Berbagai indikasi resesi ditunjukkan dengan inflasi tinggi, serta pertumbuhan ekonomi rendah atau cenderung stagnan di berbagai dunia.

Menurut Ririk, dampak resesi diperkirakan tidak terlalu berat bagi Indonesia. Namun berbagai ancaman resesi ini turut menambah tantangan pada industri telekomunikasi di Indonesia. Antara lain pertumbuhan bisnis melambat karena konsumsi pelanggan menurun, harga layanan data semakin rendah, serta biaya operasional dan capital expenditure (capex) yang meningkat.

Namun ATSI tetap optimistis masih banyak peluang dan ruang pertumbuhan di pasar Indonesia yang dapat menggerakkan pertumbuhan industri tetap positif.

Industri telekomunikasi Indonesia telah melakukan berbagai langkah untuk menghadapi tantangan industri dan ancaman resesi global berdasarkan benchmark dari para perusahaan telko di dunia yang lebih dulu menjalaninya. Dengan sinergi dan kolaborasi industri telekomunikasi Indonesia, kami yakin kita dapat bertahan menghadapi berbagai tantangan ke depan, serta terus mendorong pertumbuhan industri dan ekonomi yang lebih sehat, kata Ririek.

Topik Menarik