Disebut Habiskan Rp6,7 Miliar, Sutradara Film Animasi Merah Putih One For All Angkat Bicara

Disebut Habiskan Rp6,7 Miliar, Sutradara Film Animasi Merah Putih One For All Angkat Bicara

Berita Utama | sindonews | Selasa, 12 Agustus 2025 - 15:40
share

Film animasi Merah Putih One For All menjadi perbincangan hangat usai muncul kabar bahwa proyek ini menghabiskan biaya produksi hingga Rp6,7 miliar. Isu tersebut memicu berbagai reaksi, mulai dari kritik hingga dukungan, apalagi film ini digarap untuk menyambut perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia pada 2025.

Produser sekaligus sutradara Merah Putih One For All, Endiarto, akhirnya buka suara untuk meluruskan kabar yang beredar. Ia mengaku tidak mempersoalkan komentar warganet di media sosial yang menilai proyek ini terkesan dipaksakan.

Menurutnya, media sosial memang menjadi ruang bagi orang untuk berpendapat sesuai perspektif masing-masing. Namun, jika ada pihak yang benar-benar ingin mengetahui fakta, ia siap memberikan penjelasan secara transparan agar tidak ada lagi kesalahpahaman.

"Ya namanya media sosial pastilah banyak asumsi-asumsi sesuai perspektif masing-masing. Ya wajar aja gitu loh, jadi mau diapain?" kata Endiarto di Rasuna Said, Jakarta, Selasa (12/8/2025).

Baca Juga:5 Fakta Film Animasi Merah Putih One For All, Anggaran Rp6,8 Miliar Banjir Kritik

 

Foto/IMDb

"Tinggal kalau mungkin ada yang bertanya langsung kepada kami, ya kami akan berikan keterangan yang apa adanya, yang benar dan itu akan dengan sendirinya meluruskan apa yang simpang siur terjadi," sambungnya.

Endiarto membantah tegas anggapan bahwa pihaknya mendapatkan dana dari pemerintah untuk menggarap film tersebut. Ia menjelaskan, seluruh biaya produksi dihimpun secara mandiri melalui sistem gotong royong oleh seluruh tim.

Proses ini, dijelaskan Endiarto, tidak hanya melibatkan kontribusi finansial, tetapi juga tenaga, pikiran, dan waktu dari setiap anggota yang terlibat.

"Kalau ada biaya seperti itu saya sangat bersyukur. Tetapi, kami ini nggak ada biaya satu peser pun tidak ada. Jadi kami ini sifatnya gotong royong, mandiri, urunan," jelasnya.Baca Juga:Sinopsis Merah Putih One For All, Film Animasi Indonesia Rp6,8 Miliar yang Banjir Kritik

"Bukan berarti urunan duit saja, urunan tenaga, pikiran, dan waktu. Jadi siapa sih mau?" lanjutnya.

Ia juga memaparkan bahwa ide pembuatan Merah Putih One For All lahir dari rasa nasionalisme para kreator yang ingin memberikan kontribusi nyata untuk memeriahkan momen kemerdekaan.

Banyak pihak yang terlibat dalam proyek ini, mulai dari animator, asisten, hingga produser, yang bekerja bersama tanpa membicarakan pembagian keuntungan. Semangat idealisme dan kecintaan pada Tanah Air menjadi motivasi utama yang menggerakkan mereka.

"Nggak semuanya orang berpikiran ke angka, tapi ada juga orang-orang yang memiliki idealis. 'Oke, kita sama-sama ini'," ujarnya. Baca Juga:Film Animasi Merah Putih One For All Buatan Siapa?

"Nah, ternyata ada beberapa itu termasuk animatornya. Termasuk asisten, termasuk produsennya, kita kumpul. Jadi tidak ada kamu dapat sekian, nggak ada," tambahnya.

Mengenai biaya produksi yang tinggi, Endiarto mengakui bahwa pembuatan film animasi membutuhkan anggaran yang jauh lebih besar dibandingkan film live action.

Ia menyebut, biaya produksi animasi bisa mencapai tiga hingga empat kali lipat dari film biasa, baik dari segi durasi pengerjaan maupun kebutuhan teknis. Meski demikian, ia menegaskan bahwa tidak ada dukungan dana besar dari pihak luar, dan semua pengeluaran ditanggung bersama oleh tim.

"Kalau mau dihitung film animasi itu bisa tiga hingga empat kali lipat dari film biasa, baik biaya maupun waktunya. Kalau kami dihitung begitu lita total-totalnya bisa lebih (dari yang dibicarakan) cuma kita nggak ada dapatnya dari mana," ucapnya.Menanggapi kritik warganet terkait kualitas film, Endiarto menunjukkan sikap legowo. Ia menyatakan bahwa dirinya tidak terlalu memikirkan jumlah penonton setelah film ini tayang.

Bagi Endiarto, tujuan utama proyek ini adalah memberikan sumbangsih untuk merayakan HUT ke-80 RI, bukan semata-mata mengejar keuntungan atau popularitas.

"Kalau soal respons penonton nanti, kalau Alhamdulillah besar, ya kita menikmati. Kalau kecil ya kita menikmati juga," tuturnya.

"Kalau kosong, nggak ada yang nonton satu pun, ya kita sudah niat dari awal, kita hanya memberikan sumbangsih, kontribusi untuk mewarnai (HUT RI). Itu aja niat kami," tandasnya.

Topik Menarik