Ahli Prediksi ke Depan AI Bisa Hidupkan Kembali Orang Mati secara Virtual

Ahli Prediksi ke Depan AI Bisa Hidupkan Kembali Orang Mati secara Virtual

Berita Utama | sindonews | Minggu, 17 Maret 2024 - 01:00
share

Kita semua pernah merasakan kehilangan dan kesedihan. Namun, bayangkan jika Anda tidak perlu mengucapkan selamat tinggal selamanya kepada orang terkasih.

Seperti dilansir dari Science Alert, Minggu (17/3/2024), baru-baru ini, Kanye West menghadiahkan hologram mendiang ayah Kim Kardashian di ulang tahunnya yang ke-40. Kim dikabarkan bereaksi dengan takjub dan gembira atas kemunculan virtual ayahnya.

Bagi mereka yang berduka, melihat dan berbicara kembali dengan orang yang telah lama meninggal bisa menjadi sumber kenyamanan yang luar biasa.

Meskipun teknologi ini tampak ajaib, kekhawatiran tentang dampaknya terhadap kesehatan mental muncul. Pertanyaannya adalah: Apakah "hantu AI" ini membantu atau justru menghambat proses berduka?

Sebagai seorang psikoterapis yang mempelajari penggunaan AI dalam terapi, saya tertarik dengan kemunculan "ghostbots".

Namun, saya juga prihatin dengan potensinya untuk memperburuk kebingungan, stres, depresi, paranoia, dan bahkan psikosis pada penggunanya, terutama mereka yang sedang berduka.

Perkembangan kecerdasan buatan (AI) memungkinkan terciptanya ChatGPT dan chatbot canggih lainnya yang memungkinkan percakapan seperti manusia.

Dengan teknologi deepfake, perangkat lunak AI dapat membuat representasi virtual interaktif dari orang yang meninggal menggunakan konten digital seperti foto, email, dan video.

Hantu digital dapat menjadi sumber hiburan bagi mereka yang berduka dengan memungkinkan mereka untuk terhubung kembali dengan orang terkasih yang telah tiada.

Teknologi ini juga memberikan kesempatan untuk mengucapkan hal-hal yang tak terucapkan atau mengajukan pertanyaan yang tak terjawab semasa hidup orang tersebut.

Namun, kemiripan yang luar biasa antara robot hantu dengan orang yang dicintai bisa berbahaya. Penelitian menunjukkan bahwa "deathbots" sebaiknya digunakan hanya sebagai alat bantu sementara dalam berduka untuk menghindari ketergantungan emosional yang berpotensi membahayakan.

Munculnya hantu AI menghadirkan dilema etika dan moral. Di satu sisi, teknologi ini menawarkan kenyamanan bagi mereka yang berduka. Di sisi lain, potensinya untuk memperburuk kesehatan mental tidak boleh diabaikan.

Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami dampak jangka panjangnya dan bagaimana penggunaannya dapat dikontrol untuk meminimalkan risiko.

Penting untuk diingat bahwa setiap orang berduka dengan cara yang berbeda. Bagi sebagian orang, hantu AI mungkin membantu.

Bagi yang lain, hal itu dapat memperpanjang proses berduka dan menyebabkan lebih banyak harm. Keputusan untuk menggunakan teknologi ini harus dibuat dengan hati-hati dan dengan bimbingan profesional jika diperlukan.

Topik Menarik