Sejarah Bakmi Jawa, Makanan Simbol Gotong Royong yang Jadi Favorit di Musim Hujan

Sejarah Bakmi Jawa, Makanan Simbol Gotong Royong yang Jadi Favorit di Musim Hujan

Travel | BuddyKu | Kamis, 1 Desember 2022 - 14:37
share

Bakmi, menjadi makanan yang banyak diidamkan saat musim penghujan tiba. Baik diolah dengan cara digoreng maupun direbus, bakmi menjadi comfort food yang bisa menghangatkan tubuh dengan rasa yang akrab di lidah. Salah satu bakmi yang punya banyak penggemar adalah Bakmi Jawa. Sepiring mi yang dibalut dengan kuah kaldu hangat dengan rasa gurih ini ternyata punya sejarah dan filosofi tersendiri.

Berdasarkan Journal of Ethnic Food Volume 3, beragam jenis mi yang kini tersebar di berbagai penjuru Asia berasal dari China. Kaitan Bakmi Jawa dengan China sendiri berawal ketika orang Tiongkok datang ke Indonesia dan membawa mi. Ketika masuk ke Yogyakarta, mi ini kemudian disebut sebagai Bakmi Jawa, untuk membedakan jenisnya dari Mi khas Tiongkok.

Tidak hanya berbeda nama, Bakmi Jawa juga punya bumbu yang berbeda dengan Mi khas Tiongkok.Bakmi Jawa menggunakan rempah khas Indonesia yaitu kemiri. Sementara mi Tiongkok hanya menggunakan garam.

Simbol Budaya Masyarakat Jawa

Tidak sekadar panganan yang mengenyangkan, bakmi Jawa juga menjadi sebuah simbol budaya. Bakmi Jawa biasa dihadirkan pada acara adat. Kehadiran Bakmi Jawa menjadi bentuk ungkapan terima kasih kepada orang yang ada di sekitar.
Misalnya hidangan ini selalu disajikan kepada peziarah setelah melakukan proses pemakaman sebagai sebuah bentuk gotong royong dan kepedulian antar warga.

Bakmi Jawa biasa disajikan dalam tiga versi. Bakmi rebus, goreng, atau nyemek. Cara memasaknya dengan menggunakan tungku dan arang dengan taburan suwiran ayam kampung dan telur bebek. Namanya memang Bakmi Jawa, tapi rasa hangat yang ditawarkan menjadi teman santap malam yang memikat hati banyak orang di berbagai daerah. Tidak hanya memikat dari segi rasa, Bakmi Jawa juga menjadi saksi sejarah yang penuh filosofi.

Topik Menarik