Update Tanah Bergerak di Purwakarta, Kampung Pasir Munjul Bak Desa Mati Ditinggal Penghuni

Update Tanah Bergerak di Purwakarta, Kampung Pasir Munjul Bak Desa Mati Ditinggal Penghuni

Terkini | inews | Minggu, 15 Juni 2025 - 19:17
share

PURWAKARTA, iNews.id - Desa Pasir Munjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, kini bak desa mati karena ditinggal para penghuninya imbas bencana tanah bergerak. 

BPBD Kabupaten Purwakarta bersama BPBD Provinsi Jawa Barat mencatat, hingga Sabtu (14/6/2025) sore, pergerakan tanah sudah menghancurkan 72 rumah dan ratusan meter jalan desa. Sejumlah fasilitas publik juga rusak terdampak bencana tersebut.

"Kondisi tanah terus bergerak aktif dan masif, kondisinya mengkhawatirkan,” kata Kepala BPBD Jawa Barat, Teten Ali Mulku Engkun. 

Tanah bergerak setiap 10 menit sekali, dengan total pergeseran mencapai 20 meter dari titik awal sejak pertama dilaporkan tiga hari lalu atau pada Rabu, 11 Juni 2025.

Berdasarkan pantauan iNews, Desa Pasir Munjul adalah sebuah desa yang sebagian pemukimannya berada di antara perbukitan dan lembah. Termasuk lokasi bencana pergerakan tanah, perkampungan tersebut berada di perbukitan. Sementara ruas Tol Cipulang berada di bawah permukiman tersebut yang berjarak tidak jauh terutama area KM 91. 

Dia mengatakan, tanah bergerak bisa berdampak terhadap keberadaan Tol Cipularang, yang hanya berjarak kurang satu kilometer dari titik lokasi bencana pergerakan tanah.

“Jika tidak segera ditangani, bisa merembet ke Tol Cipularang yang merupakan jalur vital nasional,” ujarnya.

Pihak BPBD mendesak agar Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) segera turun tangan melakukan asesmen lebih lanjut, guna mengetahui tingkat kerawanan dan potensi bahaya lanjutan dari fenomena ini.

Sebab hingga saat ini tanah terus bergerak aktif merusak semua, termasuk rumah dan fasilitas umum seperti jalan dan lain-lain. Sampai hari ini tercatat sebanyak 206 warga terdampak telah meninggalkan rumah mereka. Sebagian mengungsi ke rumah kerabat dan sisanya mengungsi ke balai desa setempat.

Potensi bahaya ini tidak hanya mengancam permukiman warga, tetapi juga infrastruktur strategis nasional, yaitu Tol Cipularang. Saat ini, BPBD bersama tim gabungan masih terus melakukan pemantauan intensif dan langkah-langkah mitigasi di lapangan, sambil menunggu asesmen resmi dari pihak geologi," kata Teten.

Topik Menarik