Mahasiswa Katolik Diserang Warga saat Ibadah di Tangerang Selatan, Begini Kronologinya

Mahasiswa Katolik Diserang Warga saat Ibadah di Tangerang Selatan, Begini Kronologinya

Terkini | manado.inews.id | Senin, 6 Mei 2024 - 17:01
share

JAKARTA, iNewsManado.com – Kasus penyerangan mahasiswa Katolik Universitas Pamulang (Unpam) saat ibadah, Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (6/5/2024) akhirnya terselesaikan.

Diketahui, kasus bermula saat beberapa mahasiswa katolik menggelar ibadah di kontrakan. Kemudian, oleh beberapa warga menegur dan terjadi kesalahpahaman sehingga terjadi insiden penyerangan.

Dalam video yang diunggah akun X @Heraloebss, Senin (6/5/2024), mahasiswi berinisial L menceritakan kronologi peristiwa itu. Menurutnya, insiden bermula saat rekannya sedang beribadah.

Tiba-tiba, kata dia, ketua RT setempat mendatangi lokasi sambil berteriak. Ketua RT itu melarang rekannya beribadah.

"Bapak RT ngomong, teriak langsung, 'Keluar lu anj**, bang**, lu gak ngehargain gua jadi RT di sini. Udah gua bilangin kagak boleh ibadah di sini. Kalau lu mau ibadah ke gereja sana, gua aja ibadah di masjid'," kata L menirukan pernyataan yang disampaikan ketua RT tersebut dikutip iNews.id pada Senin (6/5/2024).

Menurutnya, sejumlah warga lantas berdatangan akibat mendengar perkataan ketua RT itu.

"Suaranya kencang jadi kayak mengundang orang yang lewat berhenti," kata L.

Sementara pada video yang diunggah akun Instagram @permadiaktivis2, tampak keributan terjadi diduga di lokasi para mahasiswa beribadah.

Kapolsek Cisauk AKP Dhady Arsya mengatakan peristiwa terjadi pada Minggu (5/5/2024) malam. Saat itu, sejumlah penghuni kontrakan yang sebagian berstatus mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) menggelar doa bersama menurut ajaran Katolik.

Dia mengatakan, beberapa warga yang terganggu lantas menegur para jemaah agar menghentikan kegiatannya. Kesalahpahaman pun terjadi hingga berujung cekcok dan benturan fisik antara jemaah dengan beberapa pemuda sekitar.

"Semalam itu malam Senin, ada rekan-rekan umat Kristiani yang sedang mengadakan Doa Rosario. Akhirnya sudah diingatkan oleh tokoh sekitar, oleh RT, untuk bubar karena sudah malam, ternyata belum bubar juga, akhirnya timbul sedikit kegaduhan. Ada keributan, dilerai sama warga, yang melerainya kena pukul," kata Dhady usai proses mediasi di Kantor Kelurahan Babakan, Senin (06/04/24).

Beberapa jemaah dikabarkan menderita luka bekas sabetan senjata tajam. Salah satu korban merupakan mahasiswi Unpam yang tinggal di lokasi kejadian.

Dhady belum bisa memastikan luka yang diderita mahasiswi itu akibat sabetan senjata tajam.

"Ada perempuan juga yang tergores, itu perlu kita buktikan apa itu benar luka bacok atau kena goresan lain, itu yang sedang kita dalami," kata dia.

Adapun lokasi kejadian terletak di tengah permukiman padat. Di sana, terdapat banyak kontrakan para mahasiswa.

Ditemui di lokasi, salah satu mahasiswa Unpam yang juga menjadi korban pengeroyokan, AI (26), mengatakan keributan salah satunya dipicu oleh teguran dari salah satu pemuda terhadap seorang perempuan kelompok jemaah.

 

"Ada adik kita lagi pesan Grab, di depan jalan sini, terus diusir dibentak sama pemuda itu. Jangan pesan Grab di sini, di luar sana," tutur AI sambil menirukan bentakan pemuda sekitar terhadap adik perempuannya.

Dalam sekejap, sekumpulan massa berdatangan di antaranya membawa senjata tajam dan balok kayu.

"Saya lihat adik saya ditegur begitu, kan enggak pantaslah, masa perempuan diperlakukan begitu. Saya tanya ke abangnya, terus dia nggak terima ya langsung kita fight. Nggak lama pada kumpul semua, akhirnya saya suruh adik-adik saya masuk ke dalam," kata AI.

Beberapa jam setelah kejadian, massa dari salah satu etnis kemudian berkumpul di Mapolres Tangsel. Mereka mendesak polisi menangkap Ketua RT setempat yang diduga menjadi provokator pemicu keributan.

 

Topik Menarik