Sejarah Masjid Tiban di Grobogan, Dibangun Sunan Kalijaga Konon Berpindah secara Misterius

Sejarah Masjid Tiban di Grobogan, Dibangun Sunan Kalijaga Konon Berpindah secara Misterius

Terkini | okezone | Selasa, 9 April 2024 - 10:08
share

GROBOBAN - Masjid Tiban yang berdiri di tengah-tengah Desa Terkesi, Kecamatan Klambu, Grobogan, Jawa Tengah ini merupakan sebuah bangunan masjid tua peninggalan Sunan Kalijaga yang memiliki sejarah serta misteri tersendiri terkait kemunculannya.

Masjid yang sudah ada pada zaman Kerajaan Demak Bintoro masa kepemimpinan Raden Patah ini konon sempat berpindah lokasi sebanyak dua kali secara misterius. Menurut cerita dari nadzir Masjid Tiban Terkesi, pembuatan Masjid Tiban ini beriringan dengan proses pembangunan Masjid Demak, Jawa Tengah.

Nadzir Masjid Tiban, Kiai alif Yauma menceritakan kronologi singkat kemunculan secara misterius ini. Awal mulanya, Sunan Kalijaga beserta santri sedang mencari kayu jati yang akan digunakan sebagai soko guru Masjid Demak. Proses pencarian kayu yang memakan waktu lama membuat Sunan Kalijaga dan santri membangun sebuah masjid di tengah hutan Kosambi, Desa Terkesi yang berjarak kurang lebih satu kilometer dari bangunan masjid sekarang. Gunanya untuk melaksanakan ibadah sholat selama proses pencarian kayu jati.

Setelah selesai pencarian kayu, masjid tersebut akhirnya ditinggalkan oleh Sunan Kalijaga dan kembali menuju Demak, sehingga masjid di hutan kosambi ini menjadi tidak berpenghuni.

Sementara warga Desa Terkesi saat ini mengaku terlalu jauh untuk sampai di masjid tersebut jika ingin melaksanakan sholat, sehingga mereka memilih sholat di surau dan rumah masing-masing, ujarnya.

Kiai Alif menambahkan bahwa masjid yang sudah tidak terpakai tersebut tiba-tiba menghilang dan muncul di atas sebuah bukit di pinggir desa dengan bentuk bangunan yang persis seperti awal Masjid Tiban dibangun oleh Sunan Kalijaga.

Di tempat kedua yang berjarak kurang lebih tiga ratus meter dari Masjid Tiban sekarang, warga awalnya belum berani menggunakan masjid tersebut karena takut ada keanehan berpindah tempat sendiri. Namun kondisi itu jauh berbeda dengan saat ini.

Hingga kini bangunan yang menyerupai sebuah pura yang berada di atas bukit Desa Terkesi ini masih berdiri kokoh dan dirawat oleh warga setempat, hingga akhirnya masjid berpindah untuk kedua kalinya tepat di posisi sekarang dan di lokasi ini warga mulai ramai untuk digunakan sebagai tempat ibadah, ujarnya.

Bersamaan dengan itu muncul sebuah sumber air yang berada di bawah masjid dan kini digunakan untuk wudhu dan aktivitas mandi dan mencuci oleh warga sekitar.

Kiai Alif juga menjelaskan bahwa saat ini masjid sudah mengalami tiga kali renovasi karena kondisi bangunan dan kayu penyangga masjid sudah lapuk dan mengharuskan untuk diganti. Namun sebagian bangunan masih terlihat asli seperti gapura masuk masjid, bedug, dan mustoko yang berwarna kuning keemasan hingga kini masih menancap di atas kubah masjid.

Topik Menarik