Industri Game Berbenah, Karakter Rekaan dari Arab Tak Lagi Teroris dan Penjahat

Industri Game Berbenah, Karakter Rekaan dari Arab Tak Lagi Teroris dan Penjahat

Teknologi | BuddyKu | Rabu, 6 Juli 2022 - 07:29
share

JAKARTA Industri game dunia kini mulai meninggalkan pola pikir lama. Karakter-karakter rekaan dengan latar belakang Arab tak lagi digambarkan penjahat atau teroris.

Saat ini berbagai karakter dengan background Arab di berbagai video game mulai memegang peran protagonis. Beberapa karakter yang ada saat ini bahkan hadir lintas genre video game.

Contohnya Faridah Malik yang ada di video game Deus Ex. Di permainan itu Faridah Malik merupakan seorang pilot pesawat dan helikopter tempur.

Selain Faridah Malik ada lagi karakter yang kental dunia Arab yakni Rashid yang muncul di video game legendaris Street Fighter . Di video game besutan Capcom itu Rashid justru digambarkan sebagai pribadi yang tenang dan santai.

Karakter yang juga nyari sama gayanya adalah Zafina yang ada di permainan Tekken. Di permainan yang sangat disukai anak-anak muda itu Zafina dengan tampang Timur-Tengah diperlihatkan sebagai sosok yang sangat ahli bela diri dan berbudi tinggi.

Karakter-karakter baru itu justru semakin menghapus stigma buruk mengenai karakter-karakter Arab atau Timur-Tengah yang ada di video game. Sebelum ketiga karakter tadi, satu-satunya karakter Arab yang menjadi tokoh utama adalah Altair Ibn-La\'Ahad yang ada di video game Assasins\'s Creed.

Hanya saja meski jadi tokoh utama, Altair Ibn-La\'Ahad justru digambarkan sebagai pembunuh bayaran. Setidaknya masih sangat-sangat mirip dengan berbagai video game yang ada belakangan ini yang menggunakan karakter Arab sebagai penjahat atau teroris.

Hossam Hammo, pendiri Tamatem Games, mengatakan perubahan terjadi karena memang adanya upaya untuk meluruskan kembali pemahaman yang salah. Kejahatan tidak diukur oleh latar belakang seseorang baik itu agama, status sosial hingga kewarga negaraan. \'

Hamya saja Hossam Hammo melihat perubahan juga terjadi karena memang saat ini kawasan Timur-Tengah telah menjadi pasar yang sangat besar untuk industri video game.

BBC menyebutkan riset yang dilakukan Niko Partners menyebutkan keuntungan yang didapat dari video game di kawasan Timur Tengah mencapai USD1,7 miliar atau setara Rp25,4 triliun pada 2021. Diperkirakan pada 2025 keuntungannya membengkak hingga USD3,12 miliar atau senilai Rp46,6 triliun.

Menariknya lagi saat ini jumlah pemain video game di kawasan Timur-Tengah justru sudah mencapai 65 juta orang. Tentu bukan hal yang bijak jika karakter-karakter di video game justru ditampilkan sebagai sosok penjahat atau teroris.

Tidak hanya meninggalkan pola pikir lama. Menurut Hossam Hamo beberapa produsen video game justru berupaya melokalisasi beberapa video game dengan nuansa Timur-Tengah. Hal itu bahkan sudah mulai dilakukan oleh Ubisoft ketika membuat video game Assasin\'s Creed dengan latar belakang kawasan Timur-Tengah.

Hal itu dilakukan agar para pemain yang ada di kawasan Timur-Tengah tidak merasa terasing namun justru memunculkan rasa keterwakilan.

"Bayangkan kamu memainkan video game yang suasananya justru suasana yang ada di kota kamu," jelas Hossam Hamo.

(wsb)

Topik Menarik