Kementerian BUMN Integrasikan Penyedia Logistik di PIER dan Teluk Lamong, Bentuk Ekosistem Baru

Kementerian BUMN Integrasikan Penyedia Logistik di PIER dan Teluk Lamong, Bentuk Ekosistem Baru

Ekonomi | surabaya.inews.id | Kamis, 2 Mei 2024 - 15:00
share

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Asisten Deputi (Asdep) Bidang Jasa Logistik Kementerian BUMN, Desty Arliani, memimpin Rapat Koordinasi Project Management Office (PMO) Logistik BUMN Pengembangan Dry Port Pasuruan dan Konsolidasi UMKM pada Ekosistem Kawasan Industri Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) dan Teluk Lamong, di Gedung Wisma SIER.

Rapat ini digelar dalam rangka peningkatan performa integrasi penyedia logistik BUMN. Selain dihadiri Asdep Bidang Jasa Logistik Kementerian BUMN, juga dihadiri Koordinator Keasdepan Jasa Telekomunikasi Media, Tumik Kristianingsih, Direktur Bisnis dan Pengembangan PT Pos Indonesia, Prasabri Pesti, Direktur Strategi PT Pelindo Solusi Logistik, Retno Soelistianti; dan Dirut PT Terminal Teluk Lamong, David Sirait.

Lalu hadir pula, Senior Portfolio Management Specialist PT Danareksa, Nurul Andhika Ikhwal, Advisor CDD of Freight Marketing and Sales PT KAI, Edi Sudiarto, Area Manager Divisi Regional III Perum DAMRI, Suyanto, Kepala Departemen Bisnis dan Pengembangan Terminal Petikemas dan Logistik PT Pelindo, Meidhy Utama; Dirut PT SIER Didik Prasetiyono dan Direktur Operasional PT SIER, Lussi Erniawati.

Dalam kesempatan itu, Asdep Bidang Jasa Logistik Kementerian BUMN, Desty Arliani menjelaskan mengenai strateginya integrasi ekosistem logistik. Menurutnya, dalam membangun ekosistem jasa logistik BUMN, ada tiga inisiatif integrasi yang harus dilakukan. Yaitu integrasi layanan digital, integrasi fisik dan integrasi korporasi.

“Intergrasi layanan secara digital sudah dijalankan sejak diluncurkannya GLID (platform digital jasa logistik BUMN). Sehingga masing-masing BUMN yang memiliki jasa kargo bisa melakukan sinergi jasa layanan logistik dan menyesuaikan dengan kebutuhan pasar,” jelas Desty, Kamis (2/5/2024).

Integrasi fisik, lanjutnya, menjadi tantangan operasional bagi masing-masing BUMN. Sebab proses pembangunannya membutuhkan waktu, dan dengan infrastruktur yang sudah ada saat ini diperlukan kreasi untuk optimalisasi infrastruktur yang sudah ada. “Jika nantinya sudah terwujud integrasi fisik, pada akhirnya kita bisa mewujudkan integrasi korporasi,” tutur Desty.

 

Sementara itu, Direktur Pos Indonesia, Prasabri Pesti mengatakan, rencana awal yang digagas oleh PMO BUMN untuk penciptaan konsolidasi UMKM dan ekosistem logistik perlu adanya tiga inisiatif sinergi produk, inisiatif sinergi platform, dan sinergi pasar dari seluruh BUMN yang terlibat dalam membentuk ekosistem yang kondusif.

“Terdapat tiga inisiatif sinergi yang harus dilakukan untuk keberadaan dry port Pasuruan ini bisa berhasil menjadi tempat pilihan jasa logistik para pelaku UMKM dan investor mendistribusikan dan memperluas jaringan pasarnya,” ujar Prasabri.

Dalam rakor tersebut, juga ada pemaparan dan presentasi video tiga pilihan alternatif titik lokasi pembangunan dry port di PIER yang sampaikan Direktur Operasional PT SIER, Lussi Erniawati. 

“Berdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan oleh tim logistik, ada tiga titik pembangunan yang bisa dijadikan pilihan, akan kami dalami dengan kajian feasibility study terlebih dahulu, terima kasih dukungan secara khusus kepada PT Kereta Api Indonesia yang menjadi ujung tombak dalam penyediaan terminal dry port ini” jelas Direktur Operasi SIER ini.

Menurut Lussi, dry port kereta api sangat penting dalam ekosistem industri karena menyediakan akses yang efisien dan terpadu antara pelabuhan laut dengan wilayah dalam, mempercepat distribusi barang, mengurangi kemacetan di pelabuhan. Selain itu juga menekan biaya logistik dengan memfasilitasi transfer barang dari kontainer kapal langsung ke kereta api, meningkatkan efisiensi rantai pasok dan memperluas jangkauan pasar untuk pertumbuhan industri secara keseluruhan.

Sedangkan Dirut PT Terminal Teluk Lamong, David Sirait, memberikan pemaparan serta gambaran ekosistem bisnis jasa logistik dan desain gudang barang kering yang sudah dimiliki oleh PT Terminal Teluk Lamong. 

“Saat ini di Terminal Teluk Lamong sudah memiliki bangunan gudang barang kering, untuk tempat bongkar muat dan penyimpanan sementara barang-barang yang akan diekspor. Hal ini  juga bisa menjadi alternatif yang bisa mendukung perencanaan pembangunan dryport,” katanya.

Pada Rakor PMO Logistik BUMN ini, juga melakukan port visit  ke Terminal Teluk Lamong untuk melihat lokasi gudang konsolidasi area Container Freight Station (CFS), serta penandatanganan kesepakatan pembahasan rapat dan kunjungan ke Terminal Petikemas Surabaya. 

Topik Menarik