Picu Kebakaran Hutan Besar-besaran, Gelombang Panas Ektrem Melanda Eropa

Picu Kebakaran Hutan Besar-besaran, Gelombang Panas Ektrem Melanda Eropa

Berita Utama | sindonews | Jum'at, 15 Agustus 2025 - 11:28
share

Gelombang panas ekstrem telah melanda Eropa dan kawasan Mediterania dalam beberapa bulan terakhir, memecahkan rekor suhu di beberapa negara dan memicu kebakaran hutan besar-besaran yang telah merenggut nyawa dan menghancurkan ribuan hektar lahan.

BACA JUGA - Panas Ekstrem Berpotensi Timbulkan Kanker Kulit

Menurut analisis Kantor Berita Prancis (AFP) berdasarkan data dari Observatorium Kekeringan Eropa (EDO), lebih dari separuh, atau 52 persen, wilayah Eropa dan Mediterania dilanda kekeringan pada bulan Juli, bulan keempat berturut-turut.

Tingkat kekeringan pada Juli 2025 merupakan yang tertinggi sejak data mulai dicatat pada tahun 2012, melampaui rata-rata periode 2012-2024 sebesar 21 persen.

Rekor bulanan dilaporkan telah dipecahkan setiap bulan tahun ini.

EDO, di bawah Layanan Perubahan Iklim Copernicus Uni Eropa, mengukur kekeringan melalui citra satelit berdasarkan tiga parameter: curah hujan, kelembapan tanah, dan kondisi vegetasi.Di antara wilayah yang paling parah terkena dampak adalah Eropa Timur dan Balkan, dengan sebagian besar wilayah negara tersebut berstatus 'siaga merah'.

rDi Hongaria, luas lahan berstatus peringatan meningkat tajam dari sembilan persen pada bulan Juni menjadi 56 persen pada bulan Juli.

Di Kosovo, angkanya melonjak dari enam persen menjadi 43 persen, sementara di Bosnia-Herzegovina, luas wilayah peringatan meningkat dari satu persen menjadi 23 persen.

Kosovo mencatat suhu tertinggi dalam sejarah negara itu ketika kota Klina mencatat 42,4 derajat Celcius pada 25 Juli, memecahkan rekor 40,8 derajat Celcius yang ditetapkan pada tahun 1987.

Pihak berwenang menggambarkannya sebagai penyimpangan besar dari suhu rata-rata bulanan yang berkisar antara 30 hingga 35 derajat Celcius.Panas ekstrem juga telah memicu serangkaian kebakaran hutan di wilayah Balkan, termasuk Albania, Montenegro, dan Kroasia.

Di Albania, hampir 34.000 hektar lahan telah hancur sejak Juli dan lebih dari 20 orang telah ditangkap atas dugaan pembakaran.

IDi Italia, gelombang panas merenggut nyawa seorang anak laki-laki Rumania berusia empat tahun yang meninggal karena sengatan panas di Sardinia.

Negara ini telah mengeluarkan peringatan merah untuk lebih dari 10 kota besar termasuk Bologna dan Florence.

Kebakaran hutan di Gunung Vesuvius memaksa penutupan taman nasional untuk wisatawan, sementara di daerah lain petugas pemadam kebakaran dan tentara dikerahkan untuk mengendalikan kobaran api.Prancis juga mengalami suhu yang luar biasa tinggi, dengan kota Bordeaux mencapai 41,6 derajat Celcius, memecahkan rekor tahun 2019 sebesar 41,2 derajat Celcius.

Dua belas wilayah di Prancis kini berada dalam siaga gelombang panas merah, dengan otoritas kesehatan mengimbau masyarakat untuk menghindari kafein dan alkohol serta minum banyak air.

Di Spanyol, kebakaran di situs pertambangan era Romawi Las Medulas yang terdaftar di UNESCO memaksa ratusan orang mengungsi.

Suhu mencapai hampir 40 derajat Celcius di banyak daerah, memicu kebakaran di berbagai lokasi termasuk Tarifa, yang memaksa evakuasi lebih dari 2.000 orang.

Portugal sedang berjuang melawan tiga kebakaran besar di wilayah tengah dan utara negara itu, sementara Maroko telah mengirimkan dua pesawat bantuan setelah dua pesawat pemadam kebakaran Portugal rusak.Di Turki, pihak berwenang mengonfirmasi bahwa Juli 2025 adalah yang terpanas dalam 55 tahun.

Kota Silopi di provinsi Sirnak mencatat suhu tertinggi di negara itu, yaitu 50,5 derajat Celcius, melampaui rekor sebelumnya sebesar 49,5 derajat Celcius pada Agustus 2023.

Beberapa kebakaran besar di Turki bagian barat bulan lalu merenggut 14 nyawa.

Di Canakkale, lebih dari 2.000 penduduk dievakuasi dan 77 orang dirawat karena sesak napas setelah kebakaran menghancurkan rumah dan kendaraan.

Para ilmuwan iklim mengatakan gelombang panas bukanlah fenomena yang terisolasi, melainkan bagian dari proses pemanasan global.

Topik Menarik