Kelewatan! Pangeran Harry Sebut Tak Tahu Berapa Lama Lagi Raja Charles III Akan Hidup
Wawancara terbaru Pangeran Harry dengan BBC kembali menjadi sorotan publik setelah ia melontarkan pernyataan mengejutkan terkait kondisi kesehatan Raja Charles III. Komentar emosional sang pangeran dianggap menyinggung privasi ayahnya yang tengah menjalani perawatan kanker, memicu reaksi keras dari publik dan para pengamat kerajaan.
Dalam wawancara tersebut, Pageran Harry menyatakan bahwa dirinya tidak tahu berapa lama lagi ayahnya akan hidup, sebuah pernyataan yang dinilai banyak pihak sebagai bentuk frustrasi dan keputusasaan atas hubungan mereka yang memburuk. Ia juga mengeluhkan bahwa Raja Charles III tidak lagi berkomunikasi dengannya karena masalah keamanan.
"Saya hanya ingin berdamai. Hidup ini terlalu berharga, saya tak tahu berapa lama lagi ayah saya punya waktu. Saya hanya ingin kami bisa berbicara lagi," kata Harry dalam wawancara yang disiarkan luas itu dilansir dari Marca, Selasa (20/5/2025).
Pernyataan ini datang tak lama setelah kekalahan Harry dalam gugatan hukum di Pengadilan Banding, di mana ia menentang keputusan pemerintah Inggris yang mencabut hak perlindungan keamanannya saat berada di Inggris. Kekalahan ini diyakini menjadi pemicu emosional utama dalam wawancaranya.
Foto/PeopleJennie Bond, mantan koresponden kerajaan BBC, menilai bahwa suami Meghan Markle itu kemungkinan besar sedang berada dalam kondisi psikologis yang tidak stabil ketika membuat pernyataan tersebut. Ia menyebut sang pangeran telah melewati batas.
"Harry jelas sangat marah atas keputusan pengadilan. Emosinya sedang tinggi, dan saya rasa dia mengatakan lebih dari yang sebenarnya dia maksudkan," ujar Bond kepada The Mirror.
Menurut Bond, meski Harry ingin menyuarakan kekecewaannya, merujuk secara terbuka pada kondisi medis ayahnya adalah sebuah pelanggaran privasi, sesuatu yang selama ini justru sering ia tuntut untuk dihormati dari media dan publik.
"Ini sangat ironis. Dia selalu menuntut ruang privasi untuk dirinya dan Meghan, tapi kini justru membocorkan sesuatu yang sangat pribadi milik Raja," jelasnya.
Bond juga menyatakan bahwa pernyataan tersebut dapat memperburuk citra adik Pangeran William itu di mata publik Inggris, yang selama ini sudah mulai kehilangan simpati terhadapnya sejak ia mundur dari tugas kerajaan pada 2020 dan menetap di Amerika Serikat.
Sejak mundur dari peran senior di Kerajaan Inggris, putra bungsu mendiang Putri Diana itu memang mengalami perubahan status yang berdampak pada hak keamanannya. Pemerintah Inggris, melalui badan penasihat keamanan kerajaan RAVEC, memutuskan bahwa pengamanan untuk Harry tidak lagi bersifat otomatis, tetapi dipertimbangkan berdasarkan kasus per kasus.
Harry berusaha menggugat keputusan tersebut dan menyatakan bahwa keselamatannya, serta keluarganya, berada dalam bahaya. Namun, pengadilan telah beberapa kali menolak klaim tersebut.
Bond menyatakan simpati atas kekhawatiran pangeran 40 tahun itu, menyebut bahwa keputusan untuk mencabut perlindungan keamanan bagi seorang anggota keluarga kerajaan, meskipun sudah tidak aktif, memang menimbulkan dilema.
"Kalau mantan perdana menteri bisa mendapat perlindungan penuh, mengapa tidak untuk Harry? Tapi kenyataannya, banyak bangsawan lain juga tidak mendapat pengawalan lengkap, kecuali mereka yang berada dalam lingkaran inti seperti raja, ratu, dan keluarga Pangeran William," tuturnya.
Meski demikian, Harry dikabarkan tetap bersikukuh bahwa ia seharusnya mendapat perlindungan seperti dulu, apalagi setiap kali pulang ke Inggris ia merasa menjadi sasaran ancaman.
Di tengah kontroversi wawancaranya, keluarga kerajaan memilih untuk tidak mengomentari secara langsung pernyataan Harry. Mereka tetap fokus menjalankan tugas kenegaraan, termasuk memperingati 80 tahun Hari Kemenangan Eropa (VE Day).
Raja Charles III, Ratu Camilla, serta Pangeran dan Putri Wales bersama anak-anak mereka tampil dalam beberapa acara kenegaraan di Istana Buckingham dan Westminster Abbey.
Sementara itu, publik terus memperdebatkan apakah Harry akan mampu memulihkan hubungannya dengan ayah dan keluarganya. Banyak yang berpendapat bahwa langkah Harry seharusnya lebih hati-hati, terutama saat menyampaikan hal-hal yang menyangkut kondisi pribadi anggota keluarga kerajaan.
Kini, setelah emosinya mereda dan reaksi publik meluas, Harry diyakini menyadari bahwa ucapannya telah menimbulkan dampak lebih besar dari yang ia perkirakan. Penyesalan pun tampaknya mulai muncul, meski belum ada pernyataan resmi dari pihaknya yang mengklarifikasi atau menarik kembali komentar tersebut.