Kisah Calon Jemaah Haji Tertua asal KBB Berangkat ke Tanah Suci dari Hasil Jualan Sayuran dan Cengkeh

Kisah Calon Jemaah Haji Tertua asal KBB Berangkat ke Tanah Suci dari Hasil Jualan Sayuran dan Cengkeh

Infografis | sindonews | Rabu, 8 Mei 2024 - 09:53
share

Senyum bahagia terpancar dari wajah Iman Rakiman (94), calon jemaah haji tertua asal Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat karena akhirnya akan berangkat Ibadah Haji ke Tanah Suci tahun ini.

Warga asal Kampung Nihmat, RT 02/06, Desa Cigugur Girang, Kecamatan Parongpong itu akan berangkat bersama istri tercintanya, Ai Carsih (73) pada gelombang kedua kloter 46.

Baca juga: 20 Tahun Nabung, Siti Marsifah Penjual Sayur Keliling di Tuban Berangkat Ibadah Haji

Mereka akan diberangkatkan pada 31 Mei 2024 dari Pusdikkav Padalarang menuju Asrama Haji di Bekasi sebelum diterbangkan ke Mekkah.

Meskipun telah berusia lebih dari 9 dekade, kondisi Iman masih cukup sehat dan bugar dibalik kulitnya yang sudah mengeriput.

Berbagai aktivitas sehari-hari dilakukan secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Bahkan saat disambangi rumahnya pada Selasa (7/5/2024).

"Alhamdulillah akhirnya bisa berangkat tahun ini ibadah haji. Mudah-mudahan diberikan kesehatan dan kelancaran, bareng sama istri" tutur Iman.

Baca juga: Kisah Tukang Parkir Naik Haji setelah Bertahun-tahun Menabung di Celengan Kotak Kayu

Pria sepuh kelahiran tahun 1929 itu mendaftar haji tahun 2014 bersama istrinya. Seharusnya Iman berangkat tahun 2023.

Namun Iman tak jadi berangkat karena istrinya tidak masuk jadwal diberangkatkan tahun lalu. Kesempatan untuk menunaikan ibadah haji bersama istrinya akhirnya tiba pada musim haji tahun ini.

Iman akhirnya lega saat mendengar nomornya masuk dalam calon jemaah haji prioritas. Saat itu juga ia melakukan pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH).

"Harusnya tahun lalu berangkat tapi gak diizinkan sama anak-anak karena sendiri, gak sama ibu. Tahun ini alhamdulillah diizinkan berangkat berdua, setelah 10 tahun menunggu," beber Iman.

Demi menunaikan rukun Islam kelima, Iman mengumpulkan pundi-pundi dari hasil jerih payahnya sebagai seorang petani. Puluhan tahun ia menyisihkan uang hingga akhrinya bisa naik haji dan menjadi tamu Allah bisa dipenuhi.

"Alhamdulillah ada aja rezekinya. Dari hasil tani, jualan sayuran, cengkeh. Ada juga dibantu anak-anak alhamdulillah," ucap Iman.

Iman mengatakan aktivitas bertani yang dijalaninya selama puluhan tahun juga membantu kondisi kesehatannya hingga masih bugar di usia senjanya. Sebagai persiapan keberangkatan, ia dan istrinya rutin melakukan olah raga ringan.

Namun sudah lebih dari sebulan ia tak pergi ke ladangnya untuk menjaga kesehatan. Keduanya juga mengaku sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi cuaca ekstrem yang sedang terjadi di Tanah Suci Mekkah.

"Persiapan yang pastinya menjaga kesehatan, paling jalan ringan aja 30 menit. Obat-obatan juga sudah dipersiapkan," tandasnya.

Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bandung Barat, Enjah Sugiarto mengatakan, jumlah jemaah haji reguler asal KBB yang akan diberangkatkan tahun ini mencapai 1.181 orang.

Para jemaah haji yang akan ditemani 21 petugas itu akan diberangkatkan dalam dua gelombang dan tiga kelompok terbang atau kloter.

Untuk gelombang pertama yang berjumlah 432 calon jemaah haji plus 8 petugas akan berangkat bersama kloter 10. Mereka akan diberangkatkan dari Asrama Pusdikkav menuju Asrama Bekasi pada 15 Mei mendatang, sebelum diterbangkan ke Mekkah pada 16 Mei 2024.

Sedangkan gelombang kedua ada dua kloter jemaah haji asal Bandung Barat yang akan diberangkatkan. Yakni kloter 46 sebanyak 432 orang beserta 8 petugas, dan kloter 54 calon jemaah haji sebanyak 317 orang plus 5 petugas haji.

"Yang kloter 46 berangkat dari Pusdikkav itu tanggal 31 Mei 2024 dan kloter 54 berangkatnya 4 Juni 2024. Total jamaah dan petugas 1.202 orang. Mereka dibagi tiga kloter dengan dua gelombang pemberangkatan. Semuanya diberangkatkan dari Pusdikkav Padalarang," bebernya.

Kantor Kemenag Bandung Barat mencatat dari ribuan jamaah yang berangkat ke tanah suci terdapat jamaah paling muda berusia 18 tahun bernama Padli Abdullah Zaki asal Kecamatan Cipongkor. Sedangkan jemaah haji paling tua tercatat berusia 94 tahun atas nama Iman Rakiman, asal Kecamatan Parongpong.

Para jamaah haji juga mempersiapkan diri terkait potensi cuaca ekstrem dan perbedaan suhu antara Indonesia dan Arab Saudi. Misalnya, dengan cara memperbanyak minum dan mengatur pola makan sehat.

"Dalam menghadapi cuaca ekstrim, kita imbau para jamaah banyak minum air putih, menjaga kesehatan dan pola makan, memperbanyak istirahat, dan bisa mengendalikan diri untuk membatasi kegiatan-kegiatan yang tidak perlu dilakukan di sana," tandasnya.

Topik Menarik