Kronologi Keributan saat Ibadah Rosario di Setu Tangsel Berujung Sabetan Sajam

Kronologi Keributan saat Ibadah Rosario di Setu Tangsel Berujung Sabetan Sajam

Terkini | sindonews | Senin, 6 Mei 2024 - 15:03
share

Keributan terjadi antara jemaah peribadatan doa Rosario dengan warga di Jalan Ampera, Babakan, Setu, Tangerang Selatan (Tangsel). Peristiwa itu menyebabkan jatuh korban luka yang diduga akibat sabetan senjata tajam.

Kejadian terjadi pada Minggu (5/5/2024) malam. Ketika itu, sejumlah penghuni kontrakan yang sebagian berstatus mahasiswa Universitas Pamulang tengah menggelar doa bersama menurut ajaran Katolik.

Beberapa warga yang mengaku terganggu lantas menegur para jemaah agar menghentikan kegiatannya. Kesalahpahaman pun terjadi hingga terjadi cekcok dan benturan fisik antara jemaah dan beberapa pemuda sekitar.

Kontrakan, lokasi yang dijadikan tempat ibadah Rosario Katolik di Jalan Ampera, Babakan, Setu, Tangerang Selatan (Tangsel).FOTO/MPI/HAMBALI

Baca juga: Kisruh Gang Besan Tangsel, Tembok Penutup Dibongkar Warga

"Semalam itu malam Senin, ada rekan-rekan umat Kristiani yang sedang mengadakan doa Rosario. Akhirnya sudah diingatkan oleh tokoh sekitar, oleh RT, untuk bubar karena sudah malam, ternyata belum bubar juga, akhirnya timbul sedikit kegaduhan. Ada keributan, dilerai sama warga, yang melerainya kena pukul," kata Kapolsek Cisauk AKP Dhady Arsya usai proses mediasi di Kantor Kelurahan Babakan, Senin (6/4/24).

Beberapa jemaah dikabarkan menderita luka diduga bekas sabetan senjata tajam. Salah satu korbannya merupakan mahasiswi Unpam yang tinggal ngekos di lokasi. Polisi menyebut luka tersebut belum bisa dipastikan apakah bekas sabetan senjata tajam atau bukan.

"Ada perempuan juga yang tergores, itu perlu kita buktikan apa itu bener luka bacok atau kena goresan lain itu yang sedang kita dalamin," katanya.

Baca juga: Viral Video Warga Larang Ibadah Natal di Bogor, Begini Penjelasan Polisi

Lokasi kejadian memang terletak di tengah kawasan padat. Sedang area kontrakan para jemaah berada menjorok ke dalam, dari jalan lingkungan. Di sana, terdapat banyak kontrakan para mahasiswa dari salah satu etnis Indonesia timur.

Ditemui di lokasi, salah satu mahasiswa Unpam yang juga menjadi korban pengeroyokan, AI (26), mengatakan, keributan salah satunya dipicu oleh teguran keras dari salah satu pemuda warga terhadap seorang perempuan kelompok jemaah.

"Ada adik kita lagi pesen grab, di depan jalan sini, terus diusir dibentak sama pemuda itu. Jangan pesen grab disini, di luar sana!" tutur AI menirukan bentakan pemuda warga sekitar terhadap adik perempuannya.

Mendengar teguran keras pada adiknya, AI lantas menegur balik sang pemuda warga. Cekcok terjadi hingga berujung pergumulan. Dalam sekejap, sekumpulan massa berdatangan sambil terlihat di antaranya membawa semjata tajam dan balok kayu.

"Saya lihat adik saya ditegur begitu, kan nggak pantaslah, masa perempuan diperlakukan begitu. Saya tanya ke abangnya, terus dia nggak terima ya langsung kita fight. Nggak lama pada kumpul semua, akhirnya saya suruh adik-adik saya masuk ke dalam," tambahnya.

Beberapa jam setelah kejadian itu, massa dari salah satu etnis kemudian berkumpul di Mapolres Tangsel. Mereka mendesak polisi menangkap Ketua RT setempat yang diduga menjadi provokator pemicu keributan.

Topik Menarik