Waspada! DBD Diprediksi Meningkat Jelang Lebaran, Begini Penularannya

Waspada! DBD Diprediksi Meningkat Jelang Lebaran, Begini Penularannya

Gaya Hidup | sindonews | Jum'at, 29 Maret 2024 - 20:31
share

JAKARTA - Demam berdarah dengue atau DBD merupakan penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk dengan penyebaran tercepat yang menjadi ancaman serius kesehatan masyarakat.

Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada 2023 menyatakan bahwa terdapat total 114.435 kasus demam berdarah dengue selama 2023 dengan kematian 894 kasus, turun dari tahun sebelumnya sebanyak 143.266 kasus dan kematian sebanyak 1.237 kasus.

Sedangkan pada 2024, sampai dengan minggu ke-11 saja, tercatat 35.556 kasus dengan kematian 290 kasus.

Kasus DBD diprediksi akan meningkat jelang Lebaran ini, di mana momen tersebut tidak lepas dari budaya pulang ke kampung halaman atau mudik.

Hal ini juga perlu menjadi perhatian, mengingat seorang individu tidak hanya berisiko terkena DBD, tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi. Ketika seekor nyamuk menggigit seseorang yang memiliki virus dengue dalam darahnya, nyamuk tersebut akan terinfeksi virus dengue.

Penularannya sendiri, ketika nyamuk yang terinfeksi kemudian dapat menularkan virus tersebut kepada orang yang sehat dengan menggigit mereka.

DBD tidak dapat menyebar secara langsung dari satu orang ke orang lain, diperlukan nyamuk untuk penularan virus demam berdarah, ujar Pendiri dan Presiden Direktur Alodokter Suci Arumsari.

Suci menambahkan risiko penularan DBD lebih tinggi di daerah yang padat penduduknya seperti daerah pemukiman perkotaan, termasuk taman dan tempat bermain yang berada di dalamnya, di mana terdapat kemungkinan yang lebih tinggi untuk menemukan Aedes aegypti dan manusia yang terinfeksi.

Hal ini karena nyamuk dengue dapat terbang beberapa ratus meter untuk mencari wadah berisi air dan bertelur, dan beberapa nyamuk per rumah tangga dapat menyebabkan wabah DBD yang besar.

Untuk itu, Alodokter dan PT Takeda Innovative Medicines melakukan kolaborasi pencegahan terhadap DBD. Selain menerapkan 3M Plus (menguras bak air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang tidak terpakai, juga mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk), juga edukasi tentang DBD dan intervensi inovasi dalam pencegahan DBD.

Pasalnya, masih banyak kesalahpahaman terkait risiko, tingkat keparahan, dan pencegahan dengue. Di Indonesia, semua orang berisiko terkena DBD, tanpa memandang usia, di mana mereka tinggal, atau gaya hidupnya.

Kunci penting dalam pencegahan DBD, serta mempertimbangkan pencegahan inovatif melalui vaksinasi, kata Suci.

Topik Menarik