Operasional Perusahaan Disetop Sementara Terkait Banjir Sumatera, Agincourt Buka Suara
JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq telah menghentikan aktivitas tiga perusahaan. Penghentian dilakukan perusahaan yang beroperasi di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara.
Kebijakan ini diambil buntut terjadinya banjir bandang hingga longsor di kawasan tersebut. Tiga perusahaan, yakni PT Agincourt Resources, PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III), dan PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) pengembang PLTA Batang Toru dihentikan operasionalnya.
Terkait hal itu, Senior Manager Corporate Communications Agincourt Katarina Siburian Hardono mengatakan perusahaan sebenarnya sudah menghentikan operasinya sejak 6 Desember 2025.
“Sejak 6 Desember 2025 kami sudah menghentikan aktivitas produksi,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (9/12/2025).
Selain itu, Perusahaan juga menegaskan akan bersikap kooperatif selama proses verifikasi data yang diminta Kementerian Lingkungan Hidup.
Manajemen memastikan seluruh dokumen dan informasi yang relevan akan disiapkan sesuai kebutuhan pemerintah.
“Kami juga telah menerima panggilan Gakkum KLH untuk verifikasi data dan informasi, dan kami akan memenuhinya," jelasnya.
Dia menegaskan bahwa perusahaan saat ini memprioritaskan dukungan kemanusiaan di lapangan, termasuk koordinasi dengan pemerintah daerah dan pihak terkait dalam penanganan darurat.
“Saat ini kami masih fokus melanjutkan upaya tanggap darurat di wilayah terdampak di Tapanuli Selatan, berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait,” katanya.
Dia menambahkan perseroan mendukung upaya pemerintah untuk melakukan verifikasi data untuk memperoleh hasil yang objektif dan mitigasi yang lebih baik kedepannya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa aliran sungai di kawasan Tambang Emas Martabe, Tapanuli Selatan, tidak bisa disimpulkan penyebab bencana banjir bandang dan longsor pekan lalu.
Bahlil menyatakan dirinya telah melakukan pengecekan langsung di Tambang Martabe. Dari hasil peninjauan, ia menemukan bahwa dari tiga sungai di kawasan itu, aliran dari tambang Martabe justru yang paling kecil. Lokasi tambang juga tidak berada di titik terjadinya banjir bandang.
"Saya cek juga kemarin ini di lokasi, itu tambang emas. Kalinya itu ada tiga, ada kali gede, dan yang kena banjir ini kali yang sedang yang tengah. Nah Martabe ini kali yang kecil," ujar Bahlil, dikutip Jumat.
Menurut Bahlil, operasional tambang Martabe saat ini dihentikan sementara, bukan karena masalah lingkungan atau hukum.
Dia meminta pengelola tambang turut membantu penanganan bencana dengan menurunkan alat berat.
"Sekarang kami minta mereka bantu, fokus untuk alat mereka untuk bantu teman kita yang kena bencana," tegas Bahlil.









