RPA Perindo Siapkan Nota Pembelaan untuk Terdakwa Kriminalisasi Perusahaan Eksport Ikan

RPA Perindo Siapkan Nota Pembelaan untuk Terdakwa Kriminalisasi Perusahaan Eksport Ikan

Terkini | okezone | Jum'at, 26 April 2024 - 11:08
share

JAKARTA - Ketua DPP RPA Bidang Hukum Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Amriadi Pasaribu menghadiri pembacaan dakwaan oleh JPU terkait kasus Nursiyah (24) pekerja perempuan yang diduga menjadi korban kriminalisasi perusahaan eksport ikan.

Nursiyah yang menjadi terdakwa dan keluarganya hadir di ruang persidangan untuk mendengarkan agenda persidangan mendengar dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU). Dia menangis tersedu-sedu sembari memeluk anak perempuannya S (4) di ruang sidang 2 Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara pada Kamis (25/4/2024).

Amriadi Pasaribu menyebutkan dalam pembacaan dakwaan oleh JPU diketahui lebih ringan dari ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara Pasal 374 KUHP tentang Penggelapan dengan Pemberatan.

 BACA JUGA:

Meskipun demikian Amriadi berharap tidak hanya Nursiyah yang dijadikan terdakwa, tapi ada sejumlah pihak seperti penadah berinisial J maupun pihak pemilik perusahaan yang tidak turut diproses secara hukum karena pelanggaran hak-hak ketenagakerjaan.

"Hari ini kita melakukan persidangan dengan agenda tuntutan JPU. Jaksa sudah membaca tuntutan terhadap korban satu tahun 10 bulan dikurangi selama masa hukuman selama ini. Kalau kita dilihat dari ancaman hukumannya sebenarnya 5 tahun. Tapi tuntutan JPU lebih rendah," ujar Amriadi.

Amriadi mengaku akan terus melakukan pembelaan sesuai fakta peradilan dan berharap agar Nursiyah bisa mendapatkan keadilan dan bisa mendapatkan vonis lebih ringan.

"Memang kita lihat tuntutan itu lebih rendah tapi kita akan melakukan pembelaan lagi agar sesuai fakta peradilan. Kita akan lakukan pledoi diagendakan pada 2 Mei 2024. Itu nanti disampaikan dari kami dan terdakwa atau korban agar menjadi pertimbangan majelis hakim untuk keringanan hukuman," jelasnya.

 BACA JUGA:

Amriadi menyebutkan ada pihak-pihak yang seharusnya turut didakwa dalam proses penggelapan ikan di perusahaan tempat Nursiyah bekerja. Untuk itu pada 2 Mei pihaknya meminta majelis hakim di persidangan dapat menghadirkan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) dan pihak terkait lainnya.

"Hanya seorang ibu ini yang diproses hukum, penadahnya tidak diproses sama sekali. Ini akan kita tuangkan di pledoi itu, dimana ada keberpihakan aparat terhadap pihak penadah, dia masih di luar dan tidak diproses. Ini akan kita tuangkan dalam pledoi agar menjadi pertimbangan hakim. Terdakwa ini memang orang kecil dan lemah," pungkas Amriadi Pasaribu.

Topik Menarik