Bicara di MK, Tim AMIN Tuding Kemenangan Prabowo-Gibran karena Bansos dan Pengerahan Aparat

Bicara di MK, Tim AMIN Tuding Kemenangan Prabowo-Gibran karena Bansos dan Pengerahan Aparat

Nasional | okezone | Rabu, 27 Maret 2024 - 12:16
share

JAKARTA - Tim Hukum Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (THN AMIN) menilai tingginya suara Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024 karena adanya intervensi pembagian bansos yang masif oleh pemerintah Jokowi dan penggunakan aparat negara untuk memenangkan pasangan nomor urut 02 tersebut.

Anggota THN AMIN, Bambang Widjojanto mengatakan bahwa penyaluran bansos yang luar biasa terjadi ketika Jokowi melakukan kunjungan. Bambang pun menyinggung lokasi Jawa Tengah yang kerap dikunjungi Jokowi.

Adalah kunjungan pak Jokowi di Jawa Tengah ada lebih dari 15 dan di daerah itu bansosnya luar biasa, ungkap Bambang dalam sidang perdana sengketa Pilpres 2024 diajukan pasangan AMIN di ruang sidang Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2024).

Hal itu, kata Bambang, juga selaras dengan keterlibatan atau pengerahan aparatur yang juga luar biasa. Sehingga menurutnya perolehan angka yang didapatkan Prabowo-Gibran menjadi mendulang.

Berdasarkan riset ini dapat ditentukan bahwa intervensi bansos, penggunaan aparat negara itu mempengaruhi peningkatan suara (Prabowo-Gibran), sambungnya.

Bambang lantas memberikan contoh bagaimana skema penyaluran bansos dan intevensi bisa mempengaruhi suara. Ia pun memberikan tiga contoh survei yang dilakukan dari tiga kali Pemilu ke belakang yang diikuti Prabowo.

Bambang menyinggung perokehqn suara Prabowo di Kepualauan Talaud, Sulawesi Utara yang pada tahun 2014 mendapatkan angka 21,91 persen. Pada 2019 angka Prabowo justru jeblok di bawah 10 persen, namun pada 2024 angka itu menaik signifikan hingga 75,93 persen.

Artinya terjadi penaikan 66,38 persen, ungkap dia.

Menurut Bambang, perolehan angka Prabowo saat ini bukan semata-mata lantaran pemilih telah memilih calon terbaiknya. Lebih jauh menurutnya, hal itu semata-mata karena masifnya dugaan intervensi.

Kami meyakini angka itu terjadi bukan karena kehebatan pemilih di dalam memilih calon terbaiknya, tetapi ada intervensi yang luar biasa terhadap bansos, dari bansos, kunjungan-kunjungan dan sebagian aparatur serta presiden sendiri, ungkapnya.

Topik Menarik