Macam-Macam Bacaan Mad dalam Hukum Tajwid dan Cara Bacanya
JAKARTA, iNews.id - Macam-macam bacaan Mad dalam hukum tajwid menjadi khazanah keilmuan yang patut diketahui setiap Muslim. Sebagaimana diketahui, membaca Al Quran perlu memperhatikan kaidah bacaan atau hukum tajwid karena diharuskan untuk dilafalkan secara benar dan tartil.
Berbicara hukum bacaan, terdapat banyak sekali jenis bacaan dalam ilmu tajwid. Salah satu yang cukup familier dan sering dijumpai dalam Al Quran adalah hukum bacaan Mad.
Secara bahasa, mad berarti panjang. Sedangkan secara istilah, mad memiliki pengertian membaca panjang huruf yang ada pada Al Qur\'an.
Secara garis besar, bacaan Mad dibagi menjadi dua saja, yakni Mad Thabii (Mad Asli) dan Mad Fari. Namun, Fari ini memiliki cabang cukup banyak yakni sedikitnya dibagi lagi hukum mad menjadi 14 macam.
Macam-Macam Mad dan Cara Bacanya
1. Mad Asli / Mad Thabii
Mad Thabi\'i atau Mad Asli adalah hukum bacaan yang berlaku jika terdapat alif () sesudah fathah, ya () sukun sesudah kasrah, dan wau () yang sesudah dhammah. Hukum bacaan ini dibaca sepanjang satu alif atau dua harakat.
Contoh Mad Thabi\'i:
Arab latin: Birabbin-ns (QS An Nas ayat 1).
2. Mad Far\'i
Mad Far\'i secara bahasa artinya adalah cabang. Sedangkan secaea istilah, Mad Far\'i adalah mad yang merupakan hukum tambahan dari mad asli (sebagai hukum asalnya), yang disebabkan oleh hamzah atau sukun. Berikut adalah macam-macam Mad Far\'i:
1. Mad Jaiz Munfashil
Mad Jaiz Munfashil adalah bagian dari Hukum Mad Fari yang secara etimologi, Jaiz berarti boleh dan Munfashil berarti terpisah atau di luar kata.
Mad Jaiz Munfashil ini terjadi ketika ada huruf Mad Thobii yaitu ( ; ; ) ketemu dengan huruf hijaiyah Alif () yang mempunyai harakat Fathah, harakat Kasrah, ataupun harakat Dhammah ( ).
Cara membaca dari Mad Jaiz Munfashil ini adalah boleh panjang 1 alif (2 harakat), 2 alif (4 harakat), ataupun juga bisa 3 alif (6 harakat). Contoh:
2. Mad Wajib Muttasil
Mad Wajib Muttasil adalah hukum memanjangkan bacaan karena terjadi pertemuan huruf mad dengan hamzah dalam pada satu kalimat. Seperti namanya, hukum tajwid yang satu ini wajib dibaca panjang 3 Alif atau enam harakat.
Contoh Mad Wajib Muttasil:
3. Mad Lazim
Mad Lazim adalah mad yang bertemu dengan sukun tetap. Panjang dari bacaan pada hukum ini adalah 3 alif atau 6 harakat.
Mad lazim terdiri dari 4 jenis, yakni:
Mad Lazim Musaqqal Harfi, yakni hukum bacaan mad yang hanya ada pada awal surah yang berbentuk huruf yang di-idghamkan dan di-tasydidkan.
Mad Lazim Mukhaffaf Harfi, yakni hukum bacaan mad yang hanya ada pada awal surah yang berbentuk huruf, tetapi tidak di-idghamkan dan di-tasydidkan.
Mad Lazim Mutsaqal Kilmi, yakni hukum bacaan pada pertemuan huruf mad dengan sukun dan tetap di-idghamkan dan di-tasydidkan.
Mad Lazim Mukhafaffaf Kilmi, yakni hukum bacaan pada pertemuan huruf mad dengan sukun, tetapi tidak di-idghamkan dan di-tasydidkan.
4. Mad Layyin
Macam-macam mad berikutnya adalah Mad Layyin. Mad ini terjadi jika setelah huruf yang berharakat fathah wau sukun atau ya sukun. Cara membacanya adalah dengan membaca mad dengan sekedar lunak dan lemas saja. Contohnya:
5. Mad Badal
Mad Badal adalah hukum bertemunya dua hamzah pada satu kalimat. Hamzah yang satu berharakat dan yang kedua sukun.
Bacaan Mad badal dibaca panjang dua harakat. Adapun contoh Mad Badal adalah sebagai berikut:
6. Mad Iwad
Hukum bacaan disebut Mad Iwad apabila ada fathatain ( ) pada akhir kata karena Waqaf (berhenti) dan dibaca mad sebagai pengganti tanwin. Sehingga, harakat tanwin tidak lagi dibunyikan.
Cara membaca hukum mad iwad adalah dibaca dengan panjang 1 alif atau 2 harakat / ketukan, seperti panjang Mad Thabii.
Sebagai catatan, hukum Mad Iwad yang dijelaskan tersebut tidak berlaku pada bacaan Ta Marbutah ( , ). Apabila ada Ta Marbutah berharakat fathatain ( ) dan diwaqafkan, maka membacanya harus mengubah Ta Marbutah menjadi Ha ( , ) sukun/mati.
7. Mad Arid Lissukun
Mad Arid Lissukun adalah bacaan panjang disebabkan huruf mad yakni ya, wawu dan alif bertemu waqaf sehingga harus berhenti. Panjang mad arid lissukun yaitu boleh dibaca 1 alif (2 harakat), 2 alif (4 harakat) atau 3 alif (6 harakat).
Hukum bacaan Mad Arid Lissukun terjadi apabila ada huruf Mad yakni wau (), alif (), dan ya () bertemu dengan huruf hijaiyah (hidup) berharakat Fathah, Kasrah, Dhammah Fathatain, Kasratain, dan Dhammatain di akhir kata, kemudian waqaf (berhenti) pada akhir kata atau ayat tersebut.
Atau dengan kata lain, Mad Arid Lissukun adalah bacaan panjang karena huruf Mad bertemu dengan huruf sukun yang disebabkan karena Waqaf dan terjadi di akhir ayat. Jika tidak diwaqafkan, maka itu tetap Mad Asli atau Mad Tabi\'i.
8. Mad Shilah Qashirah
Hukum bacaan disebut Mad Silah Qasirah apabila ada Ha Dhomir ( , ) yang berada sesudah huruf yang berharakat, kecuali huruf mati atau sukun dan tidak pula dihubungkan dengan huruf berikutnya, seperti bacaan tasydid atau huruf mati atau sukun.
Cara membaca hukum mad shilah qashirah yaitu dibaca dengan panjang 1 alif atau 2 harakat / ketukan, seperti panjang Mad Thobii.
9. Mad Shilah Thawilah
Mad Shilah Kubra atau Thawilah adalah hukum ketika ha dhamir yang berada diantara dua huruf hidup (berharakat) dan sesudahnya ada hamzah. Mad shilah kubra termasuk kelompok mad fari karena ada hamzah setelah mad.
Sehingga Mad Shilah Kubra adalah hukum ketika ha dhamir (kata ganti) yang dibaca panjang lebih dari 2 harakat ketika lanjut, dengan syarat ha dhamir tersebut terletak di antara dua huruf yang berharakat dan huruf keduanya adalah hamzah.
Jika tidak bertemu hamzah, mad berubah menjadi Mad Shilah Sughra (Qashirah). Mad Shilah Kubra (Thawilah) boleh dibaca panjang sampai 2 setengah alif atau 5 harakat/ketukan.
Cara membaca Mad Shilah Thawilah adalah dengan memanjangkannya sampai 5 harakat atau 2 alif, termasuk pada ha dhamir yang berharakat dhommah maupun kasrah.
10. Mad Tamkin
Kunci utama dari Mad Tamkin ini adalah sama seperti pada hukum-hukum Mad Fari yang lain, yakni terdapat pada hukum huruf Mad Thobii.
Mad Tamkin secara istilah adalah bacaan panjang pada huruf Ya bertasydid dan berharakat kasrah () yang bertemu dengan huruf Ya sukun () dalam satu lafal.
Cara membaca bacaan Mad Tamkin adalah satu alif atau dua harakat, sama seperti panjang hukum Mad Thobii atau Mad Asli.
Huruf Ya bertasydid tersebut dinamakan Mad Tamkin karena huruf Ya menempati bacaan mad sebab bertemu Ya sukun dan harus dibaca sepanjang 1 alif atau 2 harakat.









