3 Jenderal Berasal dari Keluarga Sederhana, Panglima Besar Soedirman Salah Satunya
TIDAK semua jenderal harus berasal dari keluarga jenderal. Mereka yang berasal dari keluarga sederhana, pun bisa menjadi jenderal di jajaran TNI.
Hal itu dibuktikan oleh 3 jenderal di bawah ini:
1. Hadi Tjahjanto
Mantan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, hidup sangat sederhana sejak kecil. Berdasarkan informasi dalam artikel Menjadi Pemimpin Tegas Seperti Panglima TNI Hadi Tjahjanto, ayah Hadi, Bambang Sudarso, merupakan purnawirawan TNI AU dengan pangkat terakhirnya sebagai sersan mayor.
Sementara itu, ibunda Hadi, Nur Saadah, mencoba menopang ekonomi dan mencari penghasilan tambahan untuk keluarganya dengan berjualan rujak cingur. Melihat ayahnya yang merupakan prajurit AU, Hadi juga bercita-cita menjadi prajurit meskipun hidup di tengah kesederhanaan. Terbukti, ia berhasil belajar di Sekolah Penerbangan TNI AU hingga mampu menjadi Panglima TNI pada 2017 2021.
2. Soedirman
Panglima Besar Jenderal Soedirman datang dari keluarga yang sangat sederhana. Pria kelahiran Purbalingga, 24 Januari 1916 ini merupakan anak pasangan Karsid Kartawiradji dan Siyem. Mengutip Komik Pahlawan Nasional produksi Departemen Sosial RI tahun 2008, berjudul Jenderal Sudirman, Karsid dan istrinya berprofesi sebagai pedagang genteng yang menjajakan dagangannya dari desa ke desa.
Setahun sebelum Soedirman lahir, pasangan suami istri itu mendatangi Asisten Wedana Rembang bernama R Tjokrosunaryo. Maksud kedatangan tersebut karena kehidupan keduanya dirasa serba kekurangan dan ingin mencari pekerjaan.
Sebenarnya, antara R Tjokrosunaryo dan ibunda Soedirman ada hubungan keluarga. Hal itulah yang juga menyebabkan Tjokrosunaryo amat bahagia saat Soedirman lahir. Bahkan, ialah yang memberikan nama Soedirman. Terlebih, Tjokrosunaryo tidak memiliki anak.
Sehingga, ia memohon kepada orangtua Soedirman untuk dapat menganggap Soedirman sebagai anak. Tjokrosunaryo memasuki masa pensiun pada 1916 dan pindah ke Cilacap. Tak lama, ayah Soedirman meninggal dunia dan ibunya kembali ke kampung halamannya. Praktis, Soedirman dan adiknya, Muhammad Samingan, tinggal bersama Tjokrosunaryo.
Kehidupan Tjokrosunaryo saat pensiun tidak secerah kehidupannya ketika masih menjabat sebagai camat. Ia dan Soedirman hidup sederhana. Di tengah kesederhanaan itu, Tjokrosunaryo mendidik Soedirman dengan cukup disiplin. Ia selalu berpesan agar Soedirman bisa menepati waktu dan membagi waktu antara bermain, belajar, dan mengaji. Didikannya itulah yang sedikit demi sedikit membentuk Soedirman menjadi pribadi tangguh sehingga bisa menjadi seorang jenderal hebat negeri ini.
3. Dudung Abdurachman
KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat) Dudung Abdurachman pernah menjadi loper koran di masa belianya. Melansir iNews.id, pria kelahiran Bandung, 16 November 1965 ini melakukan hal tersebut karena ingin membantu perekonomian keluarganya. Selain menjadi loper koran, Dudung juga pernah menjual kue tampah di perempatan jalan Belitung, sekitaran Kodam III/Siliwangi.
Sejak kecil, Dudung bercita-cita menjadi tentara lantaran ingin meringankan beban ibunya dan membantu membiayai 8 saudaranya. Kesulitan hidupnya di masa lalulah yang membentuk pribadi kuat Dudung. Terlebih, kedua orangtuanya yang selalu memberikan perhatian dan dukungan, membuat Dudung berhasil mencapai titik tertinggi dalam kariernya.










