Guru Wajar Jika Cemburu

Guru Wajar Jika Cemburu

Nasional | BuddyKu | Senin, 28 November 2022 - 06:40
share

Nasib sebagian guru di negeri Indonesia masih belum menentu. Terutama untuk para guru honorer yang ada di daerah-daerah. Nasib mereka jauh dari sejahtera. Gaji mereka sangat minim. Banyak guru yang cuma mendapatkan gaji Rp 300 ribu, atau bahkan ada yang di bawah itu. Padahal, pekerjaan yang mereka melakukan sangat mulia, mencerdaskan anak bangsa.

Nasib guru swasta juga tidak jauh berbeda. Untuk sekolah atau yayasan kecil, penghasilan mereka sama seperti guru honorer. Untuk sekolah atau yayasan besar, yang uang SPP-nya para pelajarnya mencapai jutaan rupiah, tetap masih ada sebagian dari mereka yang mendapatkan gaji di bawah UMR.

Bagaimana dengan guru ASN? Untuk yang di Jakarta dan kota-kota besar lainnya, kesejahteraan mereka relatif terjamin. Fasilitas yang mereka dapat lumayan banyak, tunjangan juga memadai. Tapi, guru-guru ASN untuk di daerah dengan APBD kecil, nasib mereka tetap tidak istimewa. Kelebihannya, nasih mereka tak semerana para guru honorer atau guru swasta di sekolah/yayasan kecil.

Akibat hal ini, banyak guru yang terjerat pinjaman online (pinjol) dan bank keliling. Sebenarnya, sebagian besar dari mereka juga tidak mau meminjam uang ke pinjol atau bank keliling. Tapi, keadaan memaksa.

Saat kebutuhan hidup semakin banyak dan harga barang-barang kebutuhan pokok terus naik, penghasilan mereka masih segitu-gitu aja. Jangankan untuk membeli kebutuhan sekunder dan tersier, untuk memenuhi kebutuhan primer saja, mereka kesulitan.

Kesejahteraan mereka jemplang dibanding dengan profesi lain. Jangankan dengan pegawai kantoran, dengan buruh pabrik saja kalah. Saat ini, mayoritas buruh pabrik sudah bergaji UMR, bahkan banyak yang lebih, tergantung dengan masa kerja dan prestasi mereka.

Dengan kondisi ini, wajar jika ada guru honorer dan guru swasta yang cemburu. Sebab, penghasilan yang mereka peroleh tidak sebanding dengan perjuangan yang mereka lakukan. Sedangkan untuk pekerjaan lain, yang nilainya mungkin tak sebesar guru, bergaji lebih besar.

Untuk itu, di momen Hari Guru Nasional ini, perhatian kita kepada guru harus lebih ditingkatkan. Utamanya Pemerintah. Jika guru honorer yang ada tidak semuanya bisa diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), maka honor untuk mereka harus ditingkatkan. Honor untuk mereka harus lebih manusiawi.

Negara tidak akan kekurangan anggaran untuk menaikkan gaji mereka. Apalagi, anggaran untuk pendidikan sudah ditetapkan sebesar 20 persen dari APBN. Angka tersebut sangat besar, dan sangat cukup untuk menaikkan gaji guru honorer.

Topik Menarik