Pemkot Jamin Wabah PMK Tak Akan Tersebar lewat Festival Rujak Uleg

Pemkot Jamin Wabah PMK Tak Akan Tersebar lewat Festival Rujak Uleg

Nasional | jawapos | Minggu, 22 Mei 2022 - 20:52
share

JawaPos.com Munculnya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak sapi bersamaan dengan agenda tahunan Festival Rujak Uleg pada Minggu (22/5). Acara itu sempat vakum dua tahun karena pandemi Covid-19.

Pemerintah Kota Surabaya menjamin wabah PMK tak akan tersebar lewat acara itu. Jaminan itu dijanjikan Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (DKKORP) Surabaya, Wiwiek Widayati. Pemkot telah menjalin kerja sama dengan rumah potong hewan (RPH) untuk memastikan semua cingur yang digunakan peserta higienis dan tidak terinfeksi penyakit.

Seluruh peserta Festival Rujak Uleg menggunakan cingur yang disuplai RPH dan sudah terjamin kualitasnya, tegas Wiwiek, Minggu (22/5).

Penyelenggaraan festival tahun ini sekaligus untuk menyemarakkan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) Ke-729. Festival Rujak Uleg digelar di sepanjang Jalan Kembang Jepun, (Kya-kya) Surabaya. Setidaknya ada sekitar 700 peserta yang mengikuti acara tersebut.

Para peserta itu terdiri atas perwakilan komunitas adat dan ekspatriat, mahasiswa asing di Surabaya dan perhotelan. Juga, ada dari perwakilan masing-masing kecamatan dan PD (perangkat daerah) di lingkungan Pemkot Surabaya serta masyarakat umum, ujar Wiwiek.

Menurut dia, keberagaman peserta dan komunitas yang hadir selaras dengan tagline HJKS 729 yaitu Sinergi Kuat untuk Surabaya Hebat . Terlebih lagi, Rujak Cingur telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada 2021, sebagai makanan yang menjadi simbol dan ciri khas Kota Surabaya.

Munculnya Rujak Cingur sebagai makanan rakyat tidak dapat dilepaskan dari peranan petis yang menjadi penyedap rasa dan menjadi bahan dasar olahan Rujak Cingur. Di Surabaya, terdapat warung makan Rujak Cingur Genteng Durasim yang berdiri sejak 1938, ungkap Wiwiek.

Keseriusan dan ketelatenan dari berbagai stakeholder , lanjut Wiwiek, mampu mempertahankan cita rasa dan melestarikan Rujak Cingur dari generasi ke generasi.

Rujak Cingur ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda mengingat pentingnya warisan budaya sebagai ciri khas dan jati diri bangsa, sambung Wiwiek.

Topik Menarik