Sinyal Keberlanjutan Paket Zul-Rohmi Dari Diskusi Warung Kopi

Sinyal Keberlanjutan Paket Zul-Rohmi Dari Diskusi Warung Kopi

Nasional | lombokpost | Kamis, 20 Januari 2022 - 23:03
share

MATARAM-Awal tahun 2022 geliat politik mulai terasa. Situasi ini tidak lepas dari masa pemerintahan sejumlah kepala daerah di NTB yang berakhir tahun depan: 2023.

Wajar bila akhirnya ada atraksi, manuver, intrik politik, kata pengamat politik UIN Mataram Ihsan Hamid, kemarin (19/1)

Kepemimpinan pasangan Gubernur-Wakil Gubernur: Zulkieflimansyah-Rohmi Djalillah termasuk yang akan berakhir tahun 2023.

Dr Zul sapaan akrab Zulkieflimansyah pun termasuk yang dinilai rajin ngonten politik di media sosialnya, jelang periode pertamanya usai.

Tentu karena Dr Zul incumbent, terus menjadi sorotan, imbuhnya.

Salah satu konten postingan Dr Zul yang membetot cukup banyak perhatian khalayak, yakni pertemuannya dengan Gubernur NTB 2008-2013 HM Zainul Majdi atau akrab disapa TGB.

Dalam postingannya itu Dr Zul menggambarkan kehangatan pertemuannya, sembari ngopi berdua satu meja.

Pertemuan itu melahirkan ragam tafsir. Analis politik termasuk yang meyakini pertemuan itu memiliki pesan politik yang kompleks.

Pertama, itu dapat dimaknai bahwa Dr Zul memang masih sangat berharap berpasangan dengan Rohmi, ulasnya.

Berbeda halnya dengan gestur Rohmi yang cenderung diam pasif. Dr Zul beberapa kali dianggap mengungkapkan perasaannya yang ingin tetap bersama Rohmi: menjalani biduk politik berdua.

Maka Zul paham betul, selain Rohmi, decision maker di lingkar NWDI itu ada TGB, ulasnya.

Langkah Dr Zul memperlihatkan ke publik kehangatan hubungannya dengan TGB seperti ingin memberi pesan pada khalayak ramai, bahwa hubungannya sangat manis dengan TGB. Yang juga ormas NWDI.

Terutama pesan itu ditujukan pada kubu NWDI di luar kekuasaan yang sejauh ini terus menginginkan Zul-Rohmi pecah kongsi, pesan itu seolah-olah mengatakan: hey upaya memecah belah kami tidak ada artinya, kami baik-baik saja, begitu kira-kira, ulasnya.

Dr Zul juga sangat intens menghadiri kegiatan Ormas NWDI. Juga bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh elitenya.

Sekali lagi itu sebagai pesan, ke pihak yang ingin memecah belah, bahwa usaha mereka sia-sia, imbuhnya.

Kedua, lanjut kandidat doktor di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu, sayangnya pesan itu belum cukup meyakinkan publik.

Justru semakin Dr Zul mencari pengakuan, semakin terlihat memang ada persoalan, imbuhnya.

Pihak yang menginginkan Zul-Rohmi pisah, diyakini tidak begitu saja angkat tangan. Justru akan semakin semangat bertarung memisahkan keduanya.

Terlebih bila dikaitkan dengan munculnya pesaing-pesaing baru yang secara kans berpeluang besar memenangi Pilgub 2024, ulasnya.

TGB juga dipandang tidak akan gegabah memutuskan begitu saja apakah pasangan Zul-Rohmi akan lanjut atau bubar. Mengingat NWDI memiliki kepentingan politik yang tidak kalah besar mempertahankan diri tetap berada di pusaran kekuasaan. Dengan atau tanpa Dr Zul.

Keputusan mempertahankan Zul-Rohmi bisa saja keliru, kalau TGB mengabaikan atau menyepelekan kekuatan politik oposisi.

Misalnya taruhlah duet Sukiman -Suhaili terbentuk, Lombok Timur-Lombok Tengah, ini dua basis pemilih terbesar di NTB, bisa selesai (Zul-Rohmi, Red), ulasnya.

Apalagi, pemilih di Pulau Lombok secara psikologi masih sangat gampang dibakar dengan isu identitas. Maka pertarungan Zul-Rohmi akan sangat berduri di 2024.

Belum lagi, Zul-Rohmi sudah harus lepas jabatan di 2023 yang akan semakin menyulitkan mereka menguasai sumber logistik terbesar yakni APBD, tekannya.

Ketiga, sampai saat ini Dr Zul dianggap belum memiliki modal politik yang nyata, terutama kendaraan politik.

Termasuk PKS, sekalipun para elite di daerah bilang Dr Zul akan melanjutkan dua periode, tetapi sebelum ada SK dari DPP, ya sama saja belum ada, ujarnya.

Terlebih PKS tidak bisa mengusung sendiri paket Cagub-Cawagub. Sementara dari partai lain, belum ada satupun yang berkomitmen secara politik mendukung Zul di periode selanjutnya.

Mau sebut Demokrat sebagai salah satu partai pengusung, malah kesannya belakangan menjauh. Kalau Sukiman berhasil merebut Demokrat, maka dapat dipastikan, Demokrat akan usung Bupati Lotim itu, ujarnya.

Dari beberapa indikator itu, pengajar ilmu politik di UIN Mataram itu menyimpulkan sampai saat ini paket NTB Gemilang jilid 2 masih buram. Belum pasti, pungkasnya.

Kemesraan yang digambarkan Zul masih semu. Belum ada yang dapat menjamin paket ini langgeng ke depan.

Sementara itu, elite PKS di NTB belum ada sejauh ini yang memberi keterangan detail maksud pertemuan dua tokoh NTB itu.

Ketua DPW PKS NTB Yek Agil, hanya mengatakan pertemuan Zul-TGB sebagai pertemuan biasa saja antara dua sahabat lama.

Biasa saja, semua orang biasa dan lazim bersilaturahmi dengan siapapun kawan, sahabat, kolega, dan lainnya, kata Politisi Lombok Tengah itu sembari tersenyum. (zad/r2)

Topik Menarik