Gurihnya Kuliner Legendaris Nasi Kikil Jombang Tempat Favorit Makan Presiden Gus Dur

Gurihnya Kuliner Legendaris Nasi Kikil Jombang Tempat Favorit Makan Presiden Gus Dur

Infografis | sindonews | Rabu, 17 April 2024 - 09:29
share

Berada di Jombang tak lengkap rasanya jika tak mencicipi kuliner favorit Presiden keempat Republik Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Ya nasi kikil menjadi salah satu kuliner yang kerap disantap Gus Dur, yang juga berasal dari Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Tempat makan favorit Gus Dur memakan nasi kikil yakni di Warung Abang. Lokasinya berada tak jauh dari Pondok Pesantren (Ponpes) Tebu Ireng, atau berada di Jalan KH. Hasyim Asy'ari, Diwek, Kabupaten Jombang.

Lokasinya berada di tepi jalan raya membuat pembeli mudah mengaksesnya. Apalagi ada ciri khas khusus yakni warung berwarna merah atau abang dalam bahasa Jawa, kian membedakan warung ini dari warung-warung lainnya.

Nama Warung Abang sendiri menjadi sebutan dari Gus Dur, meski sejak awal berdiri warung ini sudah berwarna merah. Tetapi karena seringnya Gus Dur membeli nasi kikil di sini, nama warung ini kini disematkan Warung Nasi Kikil Gus Dur.

Padahal nama aslinya yakni Warung Kikil Abang. Memasuki dalam warung kikil tersebut, tampak foto Gus Dur bersanding dengan orang tuanya Siti Qoirumlah dan ayahnya yang akrab disapa Cak Man.

Beberapa foto tokoh - tokoh yang pernah berkunjung ke warung kikil, seperti Hotman Paris, Syaifullah Yusuf, Yenny Wahid, Ahmad Dhani, hingga presenter ternama Najwa Shihab terpajang.

Ya, ikon Gus Dur membuat warung ini warung nasi kikil ini dikunjungi sederet tokoh - tokoh ternama negeri ini.

Pengelola Warung Kikil Abang Siti Munazilah mengatakan, dinamakan Warung Abang karena sejak dahulu didirikan neneknya warung tersebut telah dicat dengan warna merah.

Dirinya mengaku tak ingat betul sejak kapan nasi kikil itu dijual oleh neneknya dahulu, tapi ada cerita dari keluarga nenek sudah berjualan nasi kikil sejak sebelum proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

Sudah lama berdiri, tahunnya saya nggak tahu pasti, yang jelas sebelum kemerdekaan itu sudah ada. Dari dulu memang warnanya merah, jadi makanya sebutannya Warung Abang, ucap Siti Munazila kepada iNews Media Group.

Sejak tahun 1995, dikatakan Munazilah, warung dikelola oleh ibunya, Siti Qoirumlah. Munazilah dan ketiga saudara kandungnya, menjadi generasi ke tiga yang meneruskan bisnis kuliner ini.

Saya ini generasi ketiga mengelola sama adik - adik. Kalau nama asli warung ini, Warung Abang. Tapi orang - orang nyebutnya warung kikil Gus Dur, karena ya itu tadi, Gus Dur sering makan di sini. Akhirnya sebutannya juga warung kikil kesukaan Gus Dur, jelasnya.

Dijelaskan Munazilah, Gus Dur kerap kali makan di warungnya saat tengah dikelola sang ibu. Bahkan katanya, Gus Dur sering makan di warungnya, sebelum menjadi Presiden Republik Indonesia.

Ketika sudah menjadi presiden pun, bila beliau sedang pulang ke Jombang juga menyempatkan diri mampir makan di warung kikil tersebut.

Menurutnya, meski sosok Gus Dur seorang pejabat saat makan di warung ini tak ada yang diistimewakan. Bahkan beliau sendiri yang meminta tak diistimewakan kendati saat menjadi presiden dan salah satu tokoh agama terkemuka.

Beliau dari dulu sebelum menjadi presiden, sampai jadi presiden, sampai waktu mau meninggal itu sering ke sini. Terakhirnya kapan itu saya lupa, pokoknya sebelum meninggal sempat makan di sini. Beliau selalu bilang nggak mau diistimewakan, ucapnya.

Bahkan kata dia, pernah suatu ketika pembeli di warungnya antri banyak. Tiba-tiba Gus Dur datang dengan beberapa orang, ia dan beberapa keluarganya sempat kebingungan dan mencoba mendahulukan Gus Dur, bahkan pembeli lainnya pun tak mempermasalahkan itu.

Tetapi Gus Dur disebutnya tak mau diistimewakan dan lebih memilih mengantri bersama pembeli lainnya.

"Beliau mau nunggu, padahal antre lama, nggak mau dilayani duluan, padahal kalau mau beliau bisa kita layani duluan. Tapi nggak mau, pernah itu antre lama sampai orang (pembeli) yang lain memperbolehkan dilayani dahulu, tapi tetap nggak mau. Beliau maunya nunggu, jelasnya.

Salah satu menu favorit Gus Dur semasa hidupnya saat makan di warungnya yakni lodeh kikil sam lidah sapi. "Beliau favoritnya itu, tapi menu lain juga mau, seadanya, terus makannya biasanya nggak pakai nasi, hanya kikilnya saja," terangnya.

Satu porsi nasi kikil Gus Dur ini bisa disantap dengan merogoh kocek Rp 18 ribu per porsinya, belum tanpa lauknya. Harga itu belum termasuk lauknya, apalagi harga-harga kebutuhan pokok, termasuk kikil yang jadi bahan utama juga naik.

Karena kikil sekarang mahal, jadi naik, ikannya Rp 10 ribu, lodeh Rp 8 ribu, naiknya bulan kemarin Rp 15 ribu naik banyak itu bahannya, ujarnya.

Gus Dur yang menjadi pelanggan tetap semasa hidupnya, menjadi berkah tersendiri bagi warung kikil ini. Gus Dur pun menitipkan pesan kepadanya, untuk dirinya untuk tidak merubah warna cat warung ini, agar tetap tak kehilangan pelanggan tetapnya.

"Gus Dur minta nggak usah diubah catnya tetap merah saja. Nanti katanya disiarkan di Jakarta, mau ngajak teman - temannya Jakarta ke sini, biar orang pada tahu. Alhamdulillah berkah Gus Dur ramai," tuturnya.

Bagi anda yang ingin mampir mencicipi nasi kikil ala Gus Dur, warung ini mulai buka sejak pukul 15.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB setiap harinya.

Kalau dulu buka jam 11 malam (23.00 WIB) sampai jam 02.00 WIB, sekarang jam 3 sore (15.00 WIB) sampai jam 12 (00.00 WIB) atau jam 1 (01.00 WIB). Itu saja disuruh pelanggan, tidak maunya kita, kalau malam kan sudah sepi jalannya, tukasnya.

Topik Menarik