Update Bencana Sumatera: 849.133 Warga Mengungsi di Aceh, Sumut dan Sumbar
JAKARTA, iNews.id - Bencana alam yang melanda Aceh, Sumatera Utara (Sumut) dan Sumatera Barat (Sumbar) terus menunjukkan dampak besar. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan lebih dari 849.000 warga terpaksa mengungsi akibat banjir, longsor dan cuaca ekstrem yang terjadi beruntun sejak akhir November.
“Total pengungsi terdata di posko sekitar 849.133,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Sabtu (6/12/2025).
Data pengungsi Bencana di Sumatera:
- Aceh: 775.346 orang
- Sumatera Utara: 51.433 orang
- Sumatera Barat: 22.354 orang
BNPB menyebut angka tersebut masih dapat berubah mengingat sejumlah wilayah masih terkendala akses, terutama di lokasi yang mengalami kerusakan infrastruktur berat.
Selain jumlah pengungsi yang sangat besar, BNPB juga melaporkan tingginya angka korban jiwa akibat rangkaian bencana di Sumatera.
“867 korban meninggal dunia dan masih 521 yang hilang,” katanya.
Berikut rincian korban jiwa per provinsi:
Sumut:
Meninggal: 312 orang
Hilang: 133 orang
Aceh
Meninggal: 345 orang
Hilang: 174 orang
Sumbar
Meninggal: 210 orang
Hilang: 214 orang
BNPB menegaskan bahwa proses pencarian masih dilakukan oleh tim SAR gabungan TNI, Polri, Basarnas, relawan, hingga masyarakat setempat.
Abdul Muhari menyampaikan bahwa upaya pencarian dan evakuasi dilakukan siang dan malam. Beberapa titik pencarian disebut sulit diakses karena kondisi medan yang dipenuhi lumpur tebal, reruntuhan, serta aliran air yang masih kuat.
BNPB juga telah memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah di tiga provinsi untuk memastikan kebutuhan mendesak para pengungsi terpenuhi, mulai dari tenda, makanan siap saji, air bersih, layanan kesehatan, hingga dukungan psikososial.
Di sisi lain, BNPB mengingatkan bahwa cuaca ekstrem berpotensi kembali terjadi di sejumlah wilayah Sumatera. Masyarakat diminta tetap waspada dan mengikuti arahan pemerintah daerah serta petugas di lapangan.
“BNPB terus memonitor situasi dan memastikan penanganan dilakukan secara cepat dan terkoordinasi,” ucapnya.










