Jangan Sepelekan Tuberkulosis, Deteksi sejak Dini dan Disiplin Minum Obat 

Jangan Sepelekan Tuberkulosis, Deteksi sejak Dini dan Disiplin Minum Obat 

Berita Utama | inews | Selasa, 7 Mei 2024 - 03:15
share

JAKARTA, iNews.id - Tuberkulosis atau TBC bagi sebagian orang masih dianggap penyakit yang memalukan. Banyak pasien hingga saat ini masih malu membuka diri jika terdiagnosa penyakit TB.

Tidak heran jika kasus TBC di Indonesia sulit terdeteksi. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dirilis 7 November 2023 masih menempatkan Indonesia pada urutan dua teratas kasus tuberkulosis di dunia setelah India. Kemenkes mencatat total kasus TBC tahun 2023 sebanyak 658.543 kasus per 3 November 2023.

Masih banyak kasus TBC di berbagai daerah yang ditemukan. Salah satunya di Surabaya. Tuberkulosis masih menjadi tantangan kesehatan yang dihadapi masyarakat di Kota Surabaya. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Surabaya, per 2023 terdapat lebih dari 10.000 kasus TBC yang terjadi di Kota Surabaya, dengan 8.800 lebih penderita sudah tertangani oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

Secara nasional, Kementerian Kesehatan juga mencatat kasus TBC di Indonesia terjadi sebanyak 301 insiden per 100.000 penduduk dengan angka kematian sebesar 34 kasus per 100.000 penduduk.

Nanik Sukristina selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya mengatakan, tuberkulosis merupakan penyakit yang kebanyakan menyerang organ paru, dikenal sebagai penyebab utama kematian akibat penyakit infeksi di dunia. Dalam kesempatan menghadiri acara family gathering untuk ratusan penderita TBC di Taman Flora, Kota Surabaya, Nanik memberikan edukasi langsung bagi masyarakat mengenai pentingnya kedisiplinan dalam mengonsumsi obat TBC dan cara pencegahannya.

Selain itu dia juga mengapresiasi langkah Erha Ultimate yang mengambil peran dalam berkolaborasi bersama dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya untuk mencapai target eliminasi tuberkulosis di Kota Surabaya.

"Pada awal 2024, Dinas Kesehatan Kota Surabaya, sudah melakukan pemeriksaan atau screening TBC secara massal kepada 273.000 masyarakat di Kota Surabaya. Kami berkolaborasi dengan mitra-mitra strategis dinas kesehatan untuk mempermudah menemukan penderita TB. Partisipasi aktif, dari komunitas pendamping, peran serta Puskesmas tentunya menjadi ujung tombak dalam upaya untuk mengeliminasi tuberkolosis di Kota Surabaya," kata Nanik melalui keterangannya belum lama ini.

Menurutnya, banyak sekali pasien, yang sampai pada saat ini masih malu untuk membuka diri jika terdiagnosa penyakit TB, dan itu menjadi hal yang menyulitkan untuk menjangkau mereka. "Hari ini, kami berkumpul bersama dengan keluarga para penderita penyakit TB untuk membantu menguatkan mereka, memberikan informasi lanjutan dan juga melakukan hipnoterapi kepada para pasien agar memiliki sugesti untuk tak lupa meminum obat penyembuhan TB yang kami berikan melalui Puskesmas," katanya.

Nanik berharap melalui kolaborasi aktif seperti yang telah dilakukan Erha, masyarakat menjadi lebih sadar pentingnya pemeriksaan kesehatan khususnya pada katagori penyakit menular seperti tuberkulosis.

Oemar Saputra, Head of CSR & Corporate Relations Arya Noble Group, Induk Usaha Erha mengatakan, bentuk dukungan ini sebagai bagian dari fokus Erha Ultimate dalam penerapan bisnis yang berkelanjutan. "Kami berkomitmen untuk membantu masyarakat agar mendapatkan akses kesehatan dan pengetahuan tentang penyakitnya agar menjadi lebih sehat ke depannya," ujar Oemar.

Dukungan ini sejalan dengan poin-poin sustainable development goals (SDGs) nomor tiga tentang kesehatan yang baik dan kesejahteraan bagi masyarakat dan poin SDGs nomor 17 tentang kemitraan untuk mencapai tujuan. "Kami percaya dengan adanya kolaborasi ini dapat membantu tercapainya eliminasi tuberkulosis di Surabaya," ujarnya.

Topik Menarik