Pejabat Korut dan Rusia Bahas Pertanian di Moskow, AS Tetap Tak Senang?

Pejabat Korut dan Rusia Bahas Pertanian di Moskow, AS Tetap Tak Senang?

Terkini | inews | Rabu, 24 April 2024 - 20:26
share

MOSKOW, iNews.id – Pejabat Rusia dan Korea Utara (Korut) membahas peningkatan kerja sama kedua negara di bidang pertanian, Rabu (24/4/2024). Pertemuan mereka berlangsung di ibu kota Rusia, Moskow. 

Reuters melansir, dalam kesempatan tersebut, Menteri Pertanian Rusia Dmitry Patrushev terlihat menyapa Wakil Perdana Menteri Kabinet Korut, Ri Chol Man. Sang menteri menyambut Ri bersama dengan para pejabat Rusia dari lembaga pertanian lainnya.

“Federasi Rusia dan Republik Demokratik Rakyat Korea memiliki hubungan persahabatan yang telah lama terjalin. Saat ini, kami mencatat adanya intensifikasi kontak (kedua negara), termasuk di sebagian besar bidang pertanian,” kata Patrushev.

Republik Demokratik Rakyat Korea adalah nama resmi Korut di pentas internasional.

Korut telah lama bergulat dengan kekurangan pangan. Sebagian besar kondisi itu disebabkan oleh sanksi PBB yang berkepanjangan atas program senjata Pyongyang dan bencana alam musiman di negara Asia Timur itu.

China adalah produsen gandum terbesar di dunia. Kendati demikian, Rusia justru menjadi langganan dalam menempati daftar teratas negara pengekspor gandum terbesar. Total ekspor pertanian Rusia mencapai lebih dari 45 miliar dolar AS pada 2023.

Moskow dan Pyongyang telah saling berkirim delegasi sejak pemimpin mereka Presiden Vladimir Putin dan Kim Jong Un bertemu di Timur Jauh Rusia, pada September lalu. Sejak itu, frekuensi pertemuan pejabat kedua negara meningkat dalam beberapa bulan terakhir, menurut media pemerintah Korea Utara.

Reuters mengungkapkan, makin akrabnya hubungan Rusia dan Korut membuat Amerika Serikat tidak senang. Para pejabat AS dan Korea Selatan menyatakan keprihatinannya bahwa inti dari kerja sama yang lebih erat antara Moskow dan Pyongyang adalah militer. Washington DC pun menuduh Korut mengirimkan senjata ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.

Baik Moskow maupun Pyongyang membantah tuduhan tersebut, meski para pemimpin mereka berjanji untuk memperdalam kerja sama militer.

Topik Menarik